Monday, May 19, 2025

Apakah Engkau Mengasihi Aku


YOHANES 21:15-19
15   Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.“   16  Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
17   Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
18   Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
19  Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Yesus menyebut Petrus sebagai "Simon, anak Yohanes", bukan "Petrus", seolah mengingatkan akan jati dirinya sebelum dipanggil menjadi murid.

Yesus bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?”, dengan menggunakan kata kerja Yunani "agapaล" (kasih ilahi) dan kemudian "phileล" (kasih persahabatan). Ini menunjukkan kedalaman dan kejujuran kasih Petrus yang diuji.

Petrus sedih karena Yesus bertanya sampai tiga kali, namun ia mengakui bahwa Yesus tahu segalanya.

Di ayat ini juga Yesus tidak hanya memulihkan Petrus, tetapi juga menugaskannya kembali sebagai pemimpin rohani: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Ini menunjukkan bahwa pelayanan lahir dari kasih kepada Kristus.

Di jaman ini ada  tiga jenis orang Kristen yang perlu digembalakan:
• Kristen baru percaya (butuh susu rohani).
• Kristen dewasa (butuh makanan keras).
• Kristen lama tapi belum dewasa (Kristen anak-anak, duniawi).

1. Kasih kepada Tuhan adalah hal yang paling utama.

• Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali: “Apakah engkau mengasihi Aku?”
• Kasih menjadi dasar utama kehidupan orang percaya.
• Kasih kepada Tuhan harus menjadi motivasi utama dalam melayani.
Aplikasi: Tanpa kasih kepada Tuhan, pelayanan menjadi rutinitas, bukan panggilan.

2. Kasih kepada Tuhan melahirkan panggilan untuk menggembalakan.

“Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Yesus tidak hanya memulihkan Petrus, tapi juga mempercayakan jiwa-jiwa kepadanya.
Mengasihi Tuhan akan membuat kita peduli dan bertanggung jawab atas jiwa-jiwa.

3. Kasih kepada Tuhan membuat kita taat kepada kehendak-Nya

“...jika engkau sudah menjadi tua... orang lain akan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”
Yesus menyatakan bahwa kasih sejati akan membawa Petrus ke jalan pengorbanan dan ketaatan, bahkan sampai mati.
Refleksi: Apakah kita masih mau taat jika kehendak Tuhan berbeda dengan keinginan kita?

4. Kasih kepada Tuhan adalah motivasi untuk mengikuti Dia.

“Ikutlah Aku.”
Kasih bukan hanya membuat kita melayani, tetapi juga mengikuti Dia dalam gaya hidup, pengorbanan, dan ketaatan.

Penutup:
Yesus tidak mencari hamba yang paling kuat atau pintar, tetapi pribadi yang mengasihi-Nya dengan tulus.

Ringkasan Khotbah.
Pdt. David Natanael, Minggu 11 Mei 2025

    

Sunday, May 4, 2025

Goncangan yang Membuka Pintu Mujizat

 

Shalom, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan.

Setiap kita pasti pernah menghadapi yang namanya masa-masa sulit contohnya kehilangan pekerjaan, masalah keluarga, sakit penyakit, tekanan ekonomi, atau bahkan  dalam pelayanan. 

masa-masa sulit ini saya analogikan sebagai Goncangan dalam kehidupan kita. 

Ada 2 type Goncangan.

1. Goncangan karena rencana Tuhan. 

Contoh : 

a. Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya (Kejadian 37–50) Yusuf mengalami goncangan besar—dikhianati oleh saudara kandung, dijual sebagai budak, difitnah oleh istri Potifar, dan dipenjara. Tapi semua itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuk memposisikannya sebagai pemimpin di Mesir yang menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.

Pelajaran: Goncangan tidak selalu berarti kegagalan, melainkan penataan ulang menuju maksud ilahi.

b. Ayub kehilangan segalanya (Ayub 1–2). Ayub mengalami goncangan total: kehilangan harta, anak-anak, kesehatan. Namun di akhir kisah, Tuhan memulihkan semuanya dua kali lipat dan memperlihatkan bahwa penderitaan Ayub membawa pengenalan akan Tuhan yang lebih dalam.

Pelajaran: Goncangan bisa jadi alat Tuhan untuk membentuk iman dan karakter yang lebih murni.

c. Pindah pekerjaan atau gagal dalam usaha. Seseorang mungkin kehilangan pekerjaan atau mengalami kegagalan usaha. Tapi di balik itu, Tuhan bisa memakai momen itu untuk membuka jalan karier baru yang lebih sesuai dengan panggilan hidupnya. 

Pelajaran: Goncangan kadang diperlukan agar kita berpaling dan mengikuti jalan Tuhan, bukan hanya kenyamanan kita.

2. Goncangan yang karena salah sendiri.

a. Daud berdosa dengan Batsyeba (2 Samuel 11–12) Raja Daud melakukan dosa besar—berzinah dengan Batsyeba dan membunuh suaminya, Uria. Akibatnya, Daud mengalami goncangan besar dalam keluarganya: anaknya mati, dan kekacauan melanda rumah tangganya.

Pelajaran: Meskipun goncangan ini akibat dosa, Tuhan tetap memberi pengampunan dan menjadikan Daud pribadi yang lebih rendah hati dan dekat dengan-Nya.

b. Yunus lari dari panggilan Tuhan (Yunus 1–2) Yunus memilih melarikan diri dari perintah Tuhan. Ia mengalami badai besar dan dilempar ke laut, lalu ditelan ikan besar. Goncangan ini menyadarkannya untuk kembali taat.

Pelajaran: Kesalahan bisa membawa badai, tapi Tuhan tetap menyediakan jalan pemulihan jika kita bertobat.

c. Hutang atau krisis finansial karena keputusan yang salah.

Seseorang bisa mengalami krisis karena boros, berutang, atau salah investasi. Tapi bila ia bertobat dan belajar bijak, Tuhan bisa memulihkan keuangannya dan memakainya untuk memberkati orang lain.

Pelajaran: Goncangan karena kesalahan bisa menjadi sekolah kehidupan yang membentuk hikmat.

Namun, saya ingin kita melihat goncangan ini dari perspektif yang berbeda hari ini.

Goncangan sering kali merupakan tanda bahwa Tuhan sedang bekerja. Ia tidak sedang menghancurkan kita — Ia sedang menyiapkan kita untuk suatu terobosan. Ingat ini baik-baik: goncangan adalah jalan masuk bagi mujizat Allah!

Firman Tuhan berkata dalam Hagai 2:6–7:

“Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi, maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat… dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemuliaan.”

Tuhan menggoncangkan, bukan untuk membuat kita hancur — tetapi supaya kemuliaan-Nya nyata.

1. Goncangan membuka mata rohani kita.

Saat semuanya berjalan lancar, kita mudah mengandalkan kekuatan sendiri. Tapi saat goncangan terjadi, barulah kita tersadar: “Tuhan, tanpa Engkau aku tidak bisa apa-apa.”

Contoh: Dalam Kisah Para Rasul 16, Paulus dan Silas dipenjara karena melayani Tuhan. Mereka disiksa, dirantai, dan dilempar ke ruang penjara paling dalam. Goncangan secara harfiah dan rohani menimpa mereka. Tetapi, apa yang mereka lakukan?

“Kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah…” (ayat 25)

Di tengah goncangan, mereka menyembah. Dan tiba-tiba — terjadi gempa bumi! Rantai terlepas. Pintu terbuka. Mujizat terjadi.

Tuhan izinkan goncangan untuk membuka mata rohani kita agar kita melihat: hanya Tuhan yang sanggup melepaskan kita.

2. Goncangan membuka pintu yang telah lama tertutup.

Ada pintu-pintu berkat, pelayanan, dan pemulihan yang sudah tertutup lama dalam hidup kita. Tapi ketika goncangan terjadi, hal-hal yang selama ini mustahil mulai terbuka.

Ilustrasi: Seperti tanah yang kering dan keras — tidak bisa ditanami. Tapi begitu digoncang dan dibajak, barulah benih bisa ditanam dan berbuah.

Contoh Alkitab: Bangsa Israel di Mesir.

Selama ratusan tahun, mereka hidup sebagai budak. Tetapi ketika Tuhan mulai menggoncangkan Mesir dengan tulah-tulah-Nya — pintu kebebasan terbuka. Mereka keluar sebagai bangsa merdeka, diberkati dengan emas dan perak (Keluaran 12:35–36).

Goncangan adalah alat Tuhan untuk membuka jalan yang mustahil!

3. Goncangan mempersiapkan kita untuk kemuliaan yang lebih besar.

Tuhan tidak pernah menggoncang tanpa tujuan. Setiap goncangan adalah bagian dari proses pemurnian  seperti emas yang dimurnikan dalam api.

“Dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemuliaan.” (Hagai 2:7)

Mungkin rumah tangga kita sedang digoncang. Keuangan kita sedang goyah. Tapi jangan menyerah. Tuhan sedang menata ulang segalanya — untuk menaruh kemuliaan-Nya di situ.

Goncangan bisa membuat kita merasa kehilangan kendali — tapi justru saat itu Tuhan sedang mengambil alih.


Kesimpulan.

Bapak, Ibu, Saudara, mungkin saat ini Anda sedang mengalami goncangan yang Anda tidak mengerti. Tapi percayalah  Tuhan tahu. Dia izinkan itu karena Dia ingin membuka pintu-pintu yang sudah lama tertutup. Dia ingin menunjukkan kuasa-Nya yang ajaib.

Apa yang harus kita lakukan saat goncangan datang?

1. Jangan panik — tetap percaya.

2. Jangan diam — tetap menyembah.

3. Jangan lari — tetap tinggal dalam hadirat Tuhan.

Tetap lah percaya kepada Tuhan, karena itu adalah pekerjaan yang di kehendaki Tuhan.
"  Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yoh 6; 29).

*Disadur dari berbagai sumber oleh Pdm. Cahyadi
Tangerang, 5 Mei 2025
    

Monday, April 28, 2025

HIDUP BARU DALAM KEBANGKITAN KRISTUS


Roma 6:3-4 (TB)  Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.  

Roma 6:5 (TB)  Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Keluaran 12:1-3 (TB)

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.  3  Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.

Dari Ayat-ayat Alkitab yang barusan kita baca bersama menunjukkan sebuah tema penting tentang permulaan baru yang diwujudkan melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.  Peristiwa Paskah dalam Perjanjian Lama (PL) dan Paskah dalam Perjanjian Baru (PB) menggambarkan perubahan status yang dramatis.

 Analogi Paskah PL dan PB:

 - Paskah PL: Menandai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.  Anak domba Paskah dikorbankan, menandai peralihan dari status budak menjadi status merdeka.  Keluaran 12:1-3 menegaskan bulan Paskah sebagai "permulaan segala bulan," menandakan sebuah awal yang baru.

- Paskah PB:  Mewakili pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus.  Kematian Yesus di kayu salib adalah pengorbanan yang membebaskan kita dari hukuman dosa, sementara kebangkitannya menandai peralihan dari status berdosa menjadi status benar di hadapan Allah.  Roma 6:3-5 menggambarkan baptisan sebagai simbol penguburan bersama Kristus dalam kematian dan kebangkitannya menuju hidup baru.  Hari Minggu, hari kebangkitan Yesus, menjadi simbol awal minggu baru, era baru dalam hubungan kita dengan Allah.

Makna Kebangkitan dan Kematian Yesus:

Kematian dan kebangkitan Yesus menandai titik balik yang signifikan, menandai transisi dari hukum Taurat ke hukum kasih karunia.  Hukum Taurat menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan, sementara kasih karunia Allah diberikan secara cuma-cuma melalui iman kepada Yesus Kristus.

Hidup dalam Hidup yang Baru:

Memahami kematian dan kebangkitan Yesus sebagai awal yang baru memiliki implikasi praktis bagi kehidupan orang percaya:

 

- Pengorbanan:  Bersedia mengorbankan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, menempatkan Dia di atas segalanya.

- Ketahanan: Siap menghadapi ujian dan cobaan iman, karena perjalanan iman tidak selalu mudah.

- Kesetiaan:  Kesetiaan kepada Kristus harus diutamakan di atas segalanya.

- Persekutuan: Membangun persekutuan yang kuat, di mana terdapat kesatuan hati, pikiran, kasih, dan jiwa.

- Ketaatan:  Mengedepankan Firman Tuhan dalam segala situasi, menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidup.

 

Kesimpulannya, kematian dan kebangkitan Yesus bukanlah hanya peristiwa sejarah, tetapi juga titik awal bagi kehidupan baru yang dipenuhi dengan pembebasan, pengampunan, dan transformasi.  Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam realitas hidup baru ini, mencerminkan perubahan status kita dari budak dosa menjadi anak-anak Allah yang merdeka.


*Ringkasan Khotbat Gembala Pdt. David Natanael, Minggu, 27 April 2025
    

Sunday, April 27, 2025

MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI


MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI

A. Murah Hati: Sebuah Sifat Ilahi

Murah hati adalah sifat ilahi yang mencerminkan karakter Allah sendiri, lebih dari sekadar Tindakan memberi. Dalam Lukas 6:30-36, Yesus mengajarkan bahwa kemurahan hati seharusnya menjadi ciri khas umat-Nya, bukan hanya pada waktu yang nyaman, tetapi juga dalam kesulitan.
Kata Yunani “oiktirmon” menggambarkan belas kasihan yang aktif, bukan hanya perasaan Simpati. Dalam Roma 2:4-5, kemurahan hati Allah terlihat melalui kesabaran dan kesempatan-Nya bagi manusia untuk bertobat, menunjukkan bahwa kemurahan hati berhubungan dengan Pengampunan, kesabaran, dan perhatian terhadap orang lain. Allah juga menunjukkan Kemurahan hati dalam memilih umat-Nya, seperti yang tercatat dalam Roma 9, yang bersifat
Selektif namun bertujuan membawa dampak positif bagi banyak orang. 
Matius 20:8-16, Menggambarkan kemurahan hati Tuhan dalam memperlakukan setiap orang dengan adil dan Penuh kasih. Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk mencerminkan kemurahan hati ini dalam kehidupan sehari-hari, memberi tidak hanya saat memiliki kelimpahan, tetapi juga dalam
Kesulitan.

B. Dasar Memberi dengan Murah Hati

Memberi merupakan tindakan iman yang mencerminkan kasih dan kepatuhan kepada Tuhan. Dalam Alkitab, memberi bukan sekadar kewajiban, tetapi juga ekspresi kasih, ucapan syukur, dan pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan. Tindakan memberi yang benar harus berakar pada hati yang rela, penuh syukur, dan dilandasi oleh kasih yang tulus. 

Berikut adalah Tiga dasar utama dalam memberi dengan murah hati:

a. Dengan Kerelaan (2 Korintus 8:12-15)

Memberi dengan murah hati harus didasarkan pada kerelaan hati, bukan karena paksaan. Dalam 2 Korintus 8:12-15, Rasul Paulus menekankan bahwa Tuhan tidak melihat besar kecilnya pemberian, tetapi motivasi hati di baliknya:
“Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu itu diterima menurut apa yang ada padamu, bukan menurut apa yang tidak ada padamu.” (2 Korintus 8:12, TB). Ayat ini mengajarkan bahwa kerelaan dalam memberi lebih berharga daripada jumlah yang diberikan. Tuhan tidak menuntut kita memberi melebihi kemampuan, tetapi dengan hati yang sukarela. Jika pemberian dilakukan dengan ketulusan, maka itu menjadi berkat bagi penerima maupun yang memberi. Kerelaan juga mencerminkan ketergantungan kita kepada Tuhan. Dalam Amsal 3:9-10, Tuhan mengajarkan bahwa memberi dengan rela mendatangkan berkat : “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah.” (Amsal 3:9-10, TB) Selain itu, Yesus mengajarkan dalam Lukas 6:38 bahwa memberi dengan hati rela membawa sukacita dan berkat yang melimpah.

b. Dengan Ucapan Syukur (Efesus 5:20)

Memberi dengan ucapan syukur menunjukkan kesadaran bahwa segala sesuatu berasal darivTuhan. Efesus 5:20 berkata: "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepadavAllah dan Bapa kita." (Efesus 5:20, TB). Ucapan syukur adalah sikap hati yang menyadari bahwa kita hanyalah penatalayan dari berkat Tuhan. Orang yang bersyukur dalam memberi tidak akan merasa rugi atau kehilangan, karena ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber segala sesuatu. Dalam Mazmur 50:23, Tuhan berfirman bahwa ucapan syukur dalam memberi adalah bentuk ibadah. Yesus sendiri mencontohkan memberi dengan ucapan syukur saat memberi makan lima
ribu orang (Yohanes 6:11). Memberi dengan hati bersyukur tidak bergantung pada jumlah yang kita miliki, tetapi pada keyakinan bahwa Tuhan mencukupi.

c. Dengan Kasih (1 Korintus 13:1-3)

Kasih adalah inti dari setiap tindakan kita sebagai orang percaya, termasuk memberi. RasulvPaulus dalam 1 Korintus 13:1-3 menegaskan bahwa tanpa kasih, memberi tidak akan ada nilainya: "Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, tetapi jika aku tida mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Korintus 13:3, TB). Tindakan memberi yang tidak disertai kasih hanya menjadi ritual kosong. Kasih adalah motivasivutama yang harus melandasi pemberian kita, sebab kasih berasal dari Allah yang terlebih dahulu
mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Yesus menekankan memberi dengan kasih dalam Matius 25:40: "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
Memberi dengan kasih bukan hanya tindakan sosial, tetapi juga bentuk kasih kepada Tuhan. Dalam 2 Korintus 9:7, Paulus mengingatkan bahwa Tuhan mengasihi orang yang memberi
dengan sukacita. Memberi dengan kasih membawa berkat bagi penerima dan menyenangkan hati Tuhan.

C. Memberi dengan Murah Hati dalam Alkitab

1. Memberi Yang Terbaik

a. Memberi yang Paling Berharga (Kejadian 22:2,9) Salah satu contoh terbesar dalam Alkitab mengenai memberi dengan murah hati adalah kisah Abraham yang diuji untuk memberikan anaknya, Ishak. Tuhan berkata kepada Abraham: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moriavdan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2, TB) Perintah ini menguji sejauh mana Abrahamvbersedia menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya kepada Tuhan. Namun, karena iman dan ketaatannya, Tuhan akhirnya menyediakan domba jantan sebagai ganti Ishak (Kejadian 22:13). Kisah ini mengajarkan bahwa memberi dengan murah hati bukan hanya tentang kelebihan yang kita miliki, tetapi juga kesiapanvuntuk menyerahkan hal yang paling berharga sebagai bukti iman dan ketergantungan kita kepada Tuhan.

b. Bapa Surgawi Memberi Anak-Nya (Yohanes 3:16, Lukas 11:13) Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya yang terbesar dengan memberikan Yesus Kristus sebagai penebus dosa umat manusia: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16, TB) Kasih Allah yang begitu besar dinyatakan dalam pemberian-Nya yang paling berharga. Selain  itu, dalam Lukas 11:13, Yesus mengajarkan bahwa jika manusia yang berdosa tahu bagaimana memberi yang baik kepada anak-anak mereka, maka Bapa Surgawi terlebih lagi akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

c. Yesus Memberi Nyawa-Nya (Yohanes 10:11) Yesus Kristus adalah teladan utama dalam memberi dengan murah hati. Dia bukan hanya memberikan berkat secara materi atau fisik, tetapi juga memberikan hidup-Nya sendiri sebagai
tebusan bagi banyak orang: "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (Yohanes 10:11, TB) Pengorbanan Yesus menunjukkan bahwa memberi dengan murah hati tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga pada hidup kita.

2. Memberi Melampaui Kemampuan

Teladan Jemaat Makedonia Jemaat di Makedonia memberikan teladan luar biasa dalam memberi dengan murah hati, bahkan di tengah penderitaan dan kemiskinan yang mereka alami. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 8:3-5a menulis: "Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka." Dari ayat ini, kita belajar bahwa kemurahan hati sejati bukanlah soal jumlah yang diberikan, tetapi soal sikap hati yang rela memberi lebih dari sekadar kemampuan manusiawi.
Berikut Prinsip-prinsip yang dapat kita pelajari dari jemaat Makedonia:
1. Memberi di Tengah Kemiskinan dan Penderitaan
2. Kaya dalam Kemurahan Hati
3. Mengenal Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus
4. Memberi dengan Sukacita dan Kerelaan
5. Memberikan Diri Terlebih Dahulu kepada Allah
3. Memberi dengan Totalitas

a. Janda Miskin yang Memberi Seluruh Nafkahnya (Lukas 21:3-4) Yesus memberikan contoh konkret tentang memberi dengan totalitas dalam kisah janda miskin: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua
orang itu." Janda ini memberikan dari kekurangannya, menunjukkan iman dan ketergantungannya sepenuhnya kepada Allah.
b. Maria yang Meminyaki Kaki Yesus dengan Minyak Narwastu (Yohanes 12:3)
Maria memberikan minyak narwastu yang mahal sebagai tanda kasih dan penghormatannya kepada Yesus.
c. Barnabas yang Menjual Ladangnya untuk Pekerjaan Tuhan (Kisah Para Rasul 4:36-37) Barnabas menjual ladangnya dan menyerahkan seluruh hasilnya untuk pelayanan Tuhan, menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan pekerjaan Tuhan daripada kepentingan pribadinya.
Prinsip-prinsip Memberi dengan Totalitas:
1. Memberi dengan Sepenuh Hati, Tanpa Perhitungan
2. Memberi Sebagai Bentuk Ibadah dan Pengorbanan
3. Percaya bahwa Tuhan Mencukupi

D. Cara Memberi dengan Murah Hati

a. Memberi yang Terbaik 
(2 Korintus 8:3-5a) Jemaat Makedonia memberi lebih dari kemampuan mereka, bukan karena mereka kaya, tetapi Karena mereka mengerti kasih karunia Tuhan. Memberi yang terbaik bukanlah soal jumlah, tetapi. Tentang kualitas hati dalam memberi. Mereka memberikan diri mereka terlebih dahulu kepada Tuhan sebelum memberi secara materi, menunjukkan bahwa hati yang sungguh-sungguh Menyerahkan diri kepada Tuhan akan menghasilkan pemberian yang terbaik. Seperti yang Dikatakan dalam Amsal 3:9, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama Dari segala penghasilanmu.”
b. Memberi Melampaui Kemampuan
Ketika kita memberi lebih dari yang nyaman bagi kita, kita menunjukkan iman kepada Tuhan
Bahwa Dia yang mencukupi. Prinsip ini bertentangan dengan pemikiran dunia yang mengajarkan
Untuk menyimpan bagi diri sendiri terlebih dahulu. Dalam 2 Korintus 9:6 dikatakan, “Camkanlah
Ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak,
Akan menuai banyak juga.” Ayat ini mengajarkan bahwa semakin kita memberi dengan iman,
Semakin banyak pula berkat yang akan kita terima dari Tuhan.
c. Memberi dengan Totalitas 
(Lukas 21:3-4, Yohanes 12:3, Kisah Para Rasul 4:36-37)
Janda miskin dalam Lukas 21 memberikan seluruh nafkahnya, bukan karena ia tidak
Membutuhkan uang tersebut, tetapi karena ia percaya bahwa Tuhan akan mencukupinya. Maria
Dalam Yohanes 12:3 memberikan minyak narwastu yang mahal sebagai bentuk penghormatan
Kepada Yesus. Barnabas dalam Kisah Para Rasul 4:36-37 menjual ladangnya untuk membantu
Orang lain. Ini adalah contoh memberi dengan totalitas, di mana seseorang memberi tanpa
Menghitung untung-rugi. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:25, “Orang yang murah hati
Berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.”

E. Kesimpulan

Memberi dengan murah hati bukan sekadar tindakan sosial atau amal, tetapi merupakan bentuk
Ibadah kepada Tuhan. Kerelaan, ucapan syukur, dan kasih harus menjadi dasar dalam setiap
Pemberian kita. Dengan demikian, pemberian kita tidak hanya memberkati orang lain tetapi juga
Mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:25:
“Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa
Badannya sendiri.” (Amsal 11:25, TB)
Marilah kita menjadi orang percaya yang memberi dengan hati yang rela, penuh ucapan syukur,
Dan dilandasi kasih sejati, sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan melalui hidup kita.

*Disadur dari berbagai sumber oleh Pdm. Vicky BGD Paat


    

Saturday, February 1, 2025

The Year of Harvest


๐—ง๐—”๐—›๐—จ๐—ก ๐Ÿฎ๐Ÿฌ๐Ÿฎ๐Ÿฑ ๐—”๐——๐—”๐—Ÿ๐—”๐—› ๐—ง๐—”๐—›๐—จ๐—ก ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—จ๐—”๐—œ๐—”๐—ก (๐—ง๐—›๐—˜ ๐—ฌ๐—˜๐—”๐—ฅ ๐—ข๐—™ ๐—›๐—”๐—ฅ๐—ฉ๐—˜๐—ฆ๐—ง)

Tuhan memberikan tema tahun 2025, adalah Tahun Penuaian (The Year of Harvest). Kalau kita menyelidiki ayat-ayat yang merujuk kepada penuaian (harvest), maka didapat ada beberapa jenis tuaian.

๐—˜๐—ป๐—ฎ๐—บ ๐—ท๐—ฒ๐—ป๐—ถ๐˜€ ๐˜๐˜‚๐—ฎ๐—ถ๐—ฎ๐—ป, ๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐˜๐˜‚ :
1. ๐™๐™ช๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™Ÿ๐™ž๐™ฌ๐™–-๐™Ÿ๐™ž๐™ฌ๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™๐™ž๐™ก๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ช๐™ฉ๐™ช๐™๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ฅ๐™š๐™ข๐™ช๐™ก๐™ž๐™๐™–๐™ฃ ๐™๐™ช๐™—๐™ช๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ (Matius 9 : 36 - 38; Lukas 1 : 16 - 17 & 10 : 2)

2. ๐™๐™ช๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™ก๐™ช๐™–๐™จ๐™–๐™ฃ ๐™†๐™š๐™ง๐™–๐™Ÿ๐™–๐™–๐™ฃ ๐˜ผ๐™ก๐™ก๐™–๐™ (Markus 4 : 31 - 32)

3. ๐™๐™ช๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™ฉ ๐™ง๐™ค๐™๐™–๐™ฃ๐™ž ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™Ÿ๐™–๐™จ๐™ข๐™–๐™ฃ๐™ž (Mazmur 126 : 5; Roma 7 : 4)

4. ๐™๐™ช๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™๐™ž๐™™๐™ช๐™ฅ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™—๐™š๐™ง๐™—๐™ช๐™–๐™ ๐™–๐™ฉ๐™–๐™ช ๐™—๐™ช๐™–๐™ ๐™๐™ค๐™ (Roma 7 : 4; Galatia 5 : 22 - 23; Markus 4 : 3 - 27)

5. ๐™๐™ช๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™๐™ž๐™™๐™ช๐™ฅ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ ๐™š๐™ ๐™–๐™ก (Galatia 6 : 8; Yohanes 4 : 36 & 17 : 3)

6. ๐™๐™ช๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™™๐™ž ๐™—๐™ช๐™ข๐™ž ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ก๐™–๐™ข๐™ž ๐™ข๐™ช๐™ง๐™ ๐™– ๐˜ผ๐™ก๐™ก๐™–๐™ (Wahyu 14 : 18 - 20; Matius 7 : 21 - 23 & 13 : 24 - 43; Yoel 3 : 13)

Sepanjang tahun 2025 nanti Tuhan akan memberikan pengertian tentang bermacam-macam tuaian ini.

Gambaran tentang tahun 2025, tahun yang penuh ketidakpastian, bencana alam akibat perubahan iklim, peperangan yang makin intens, krisis ekonomi yang semakin menjadi-jadi. Lebih dari itu, diingatkan bahwa kita sudah berada di akhir dari akhir zaman. Dr. French L. Arrington (Church of God) berkata ‘kehidupan kita saat ini diumpamakan sebuah buku, dan kita saat ini berada di bab terakhir dari buku itu, dan kita tidak tahu kapan bab itu berakhir’. Tuhan juga mengingatkan keadaan di akhir dari akhir zaman dalam 2 Timotius 3 : 1 - 9, dikatakan, pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri. Mereka menjadi pemfitnah. Mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak peduli agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Akal mereka bobrok, dan iman mereka tidak tahan uji.

Di tahun 2025 ini, pesan Tuhan kepada kita dalam ๐— ๐—ฎ๐˜‡๐—บ๐˜‚๐—ฟ ๐Ÿฎ๐Ÿณ : ๐Ÿญ๐Ÿฐ (๐—ง๐—•๐Ÿฎ) berkata, Nantikanlah TUHAN ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Nantikanlah TUHAN !

Orang yang menantikan Tuhan adalah orang yang mengandalkan Tuhan, orang yang berharap hanya kepada Tuhan. 

Jadi, kita menghadapi kondisi seperti itu. Maka itu, seperti yang Tuhan pesankan kepada kita : Nantikanlah TUHAN ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu ! Nantikanlah TUHAN !

Dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita menguatkan dan meneguhkan hati kita. Kita akan melakukan seperti yang terdapat dalam ๐— ๐—ฎ๐˜‡๐—บ๐˜‚๐—ฟ ๐Ÿญ๐Ÿฎ๐Ÿฏ : ๐Ÿฎ (๐—ง๐—•๐Ÿฎ), Lihat, seperti mata para hamba laki-laki tertuju kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan tertuju kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Mata tertuju kepada Dia, artinya kita harus berharap hanya kepada Dia, tidak kepada yang lain-lain. Sampai Ia mengasihani kita, artinya menjawab apa yang menjadi pergumulan kita. 

๐— ๐—ฎ๐˜‡๐—บ๐˜‚๐—ฟ ๐Ÿญ๐Ÿฏ๐Ÿฌ : ๐Ÿฑ - ๐Ÿฒ (๐—ง๐—•๐Ÿฎ)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, daripada pengawal mengharapkan pagi.

Saya pernah mengalami apa yang disebutkan pengawal mengharapkan pagi. Pada waktu SMP, saya tergabung di kegiatan Pramuka (Praja Muda Karana) yang artinya rakyat muda yang suka berkarya. Salah satu kegiatan Pramuka adalah berkemah. Dalam berkemah, ada permainan kita akan “diserang” oleh kelompok lain pada malam hari. Kalau ada barang kita yang berhasil diambil oleh mereka, kita dinyatakan kalah. Maka, harus waspada menjaga barang-barang kita supaya tidak kalah. Untuk itu, kami tidur bergantian. Ada yang tidur, dan harus juga ada yang tetap berjaga. Saya merasakan pada waktu giliran jaga, itu sangat lama rasanya. Inginnya cepat-cepat pagi. Kadang mengharapkan pertolongan Tuhan rasanya lebih lama daripada pengawal mengharapkan pagi.

Mungkin hal seperti ini yang sedang kita alami sekarang. Tetapi, dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita harus menanti dengan diam, serta sabar sampai Dia menolong kita, sebab Allah yang akan membela kita anak-anak-Nya.

๐—ฅ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ๐—ป ๐Ÿฏ : ๐Ÿฎ๐Ÿฒ (๐—ง๐—•๐Ÿญ)
Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.

Untuk bisa diam atau sabar, tidak mudah, tetapi ketika kita taat maka Tuhan sanggup menyelesaikan segala perkara bagi kita. 

Di tahun 2025, kita diingatkan kembali untuk menyelesaikan Amanat Agung. ๐—ฆ๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฒ๐—น๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—”๐—บ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐˜ ๐—”๐—ด๐˜‚๐—ป๐—ด ? “๐™Ž๐™–๐™ฎ๐™– ๐™๐™ช๐™๐™–๐™ฃ, ๐™ˆ๐™š ๐™‡๐™ค๐™ง๐™™”. Tugas utama kita sebagai orang percaya, tidak melihat apa profesi kita, adalah menyelesaikan Amanat Agung (Matius 28 : 19 - 20). 

‘Harvest Now’, ‘Jesus for Everyone’. Tuhan sedang berbicara kepada gereja-Nya di seluruh dunia bahwa tahun 2033, setiap orang (everyone) akan mendapatkan kesempatan berjumpa secara autentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa serta hadirat Roh Kudus.

Kejadian yang terjadi hari-hari ini membuat kita melihat Tuhan sedang bekerja, memberikan kuasa kepada kita untuk menyelesaikan Amanat Agung sampai tahun 2033. Ketika melihat data, saat Azusa Street Revival terjadi, William Seymour memulai kebaktian tanggal 14 April 1906, kemudian tanggal 18 April 1906 terjadi gempa bumi besar yang melanda San Fransisco, setelah itu terjadi kebangunan rohani. Saat ini, ketika menilik kembali saat pembangunan dan kick off APT (Azusa Prayer Tower), dan satu tahun kemudian terjadi kebakaran besar di Los Angeles, maka kita dapat melihat bahwa pasti akan terjadi kebangunan rohani dan penuaian yang besar. Gerakan Pentakosta Ketiga dari timur ke barat (Amerika) sedang terjadi dan kita akan melihat sesuatu yang besar akan terjadi. Kegerakan juga terjadi di Church of God, di mana mereka mau mengadopsi visi yang Pak Niko dapatkan, yaitu Menara Doa, dan mereka sedang mendirikan Menara Doa yang dinamakan The Niko Njotorahardjo Prayer Center. Begitu juga Pentecostal Thelogical Seminary yang menceritakan tentang bagaimana dampak dari symposium Pentakosta Ketiga. Semua ini menunjukkan cara Tuhan bekerja.

Pada tanggal 4 - 5 Juli 2025, Planetshaker akan datang ke SICC. Mereka akan mengambil api dan membawa api bagi kita semua.

Akhir-akhir ini Tuhan memberikan konfirmasi kepada Pak Niko. Di media sosial TikTok, ada banyak yang melihat lagu pujian yang Pak Niko nyanyikan, yaitu : Dengar Dia panggil nama saya, Dengar Dia panggil nama saya. Bukan soal viewers yang banyak, melainkan ada sesuatu yang sangat mendalam, bahwa Tuhan Yesus memanggil nama setiap kita. Dan lagu ini bisa diakses dengan bebas dan didengarkan oleh banyak orang, artinya akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir melalui anak-anak muda.

๐—ฅ๐—ถ๐—ฐ๐—ธ ๐—ช๐—ฎ๐—ฟ๐—ฟ๐—ฒ๐—ป ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐—ฎ๐˜ ๐—ธ๐—ฒ๐—น๐—ผ๐—บ๐—ฝ๐—ผ๐—ธ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ถ๐˜€๐—ฒ๐—ฏ๐˜‚๐˜ ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—™๐—ถ๐—ป๐—ถ๐˜€๐—ต๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ง๐—ต๐—ฒ ๐—ง๐—ฎ๐˜€๐—ธ (๐—บ๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฒ๐—น๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—”๐—บ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐˜ ๐—”๐—ด๐˜‚๐—ป๐—ด) ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ด๐˜‚๐—ป๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฝ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ป “๐Ÿฐ๐—•” :

๐Ÿญ. ๐—•๐—ถ๐—ฏ๐—น๐—ฒ๐˜€ - Kami ingin semua orang percaya di bumi memiliki akses kepada Injil yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang ada dalam hati mereka (Alkitab diterjemahkan ke semua bahasa).

๐Ÿฎ. ๐—•๐—ฒ๐—น๐—ถ๐—ฒ๐˜ƒ๐—ฒ๐—ฟ๐˜€ - Kami ingin memperlengkapi setiap orang percaya agar secara pribadi bisa bersaksi tentang Yesus.

๐Ÿฏ. ๐—•๐—ผ๐—ฑ๐—ถ๐—ฒ๐˜€ ๐—ผ๐—ณ ๐—–๐—ต๐—ฟ๐—ถ๐˜€๐˜ - Kami ingin semua gereja mendukung dan menanam gereja di area yang belum ada gereja. Jika Pentokosta Pertama : menyatukan orang Yahudi dan gentile, Pentakosta Kedua : menyatukan orang kulit putih dan kulit berwarna, maka Pentakosta Ketiga : menyatukan interdenominasi. Oleh karena itu, mari doakan seluruh gereja

๐Ÿฐ. ๐—•๐—ฟ๐—ฒ๐—ฎ๐—ธ๐˜๐—ฟ๐—ผ๐˜‚๐—ด๐—ต ๐—ฃ๐—ฟ๐—ฎ๐˜†๐—ฒ๐—ฟ - Kami ingin semua orang di bumi yang belum kenal Yesus didoakan oleh orang yang sudah kenal Yesus.

Pada tanggal 20 Mei 2025 yang bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, akan diadakan Kebangkitan Doa Nasional di SICC, akan terjadi seperti 20 tahun yang lalu gereja-gereja Tuhan bergandengan tangan.

๐—ง๐—ต๐—ฒ ๐—™๐—ผ๐˜‚๐—ฟ๐˜๐—ต ๐—Ÿ๐—ฎ๐˜‚๐˜€๐—ฎ๐—ป๐—ป๐—ฒ ๐—–๐—ผ๐—ป๐—ด๐—ฟ๐—ฒ๐˜€๐˜€, ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐—ถ๐—น ๐˜๐—ฒ๐—บ๐—ฎ ’๐—Ÿ๐—ฒ๐˜ ๐˜๐—ต๐—ฒ ๐—–๐—ต๐˜‚๐—ฟ๐—ฐ๐—ต ๐——๐—ฒ๐—ฐ๐—น๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ ๐—ฎ๐—ป๐—ฑ ๐——๐—ถ๐˜€๐—ฝ๐—น๐—ฎ๐˜† ๐—–๐—ต๐—ฟ๐—ถ๐˜€๐˜ ๐—ง๐—ผ๐—ด๐—ฒ๐˜๐—ต๐—ฒ๐—ฟ’.

- ๐——๐—ฒ๐—ฐ๐—น๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ ๐—–๐—ต๐—ฟ๐—ถ๐˜€๐˜ :
Mendeklarasikan/memberitakan Tuhan Yesus adalah aspek utama dari Iman Kristus dengan cara memberitakan : siapa pribadi Yesus Kristus, kasih-Nya, anugerah-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya kepada seluruh umat manusia (everyone).

- ๐——๐—ถ๐˜€๐—ฝ๐—น๐—ฎ๐˜† ๐—–๐—ต๐—ฟ๐—ถ๐˜€๐˜ :
Menampilkan Kristus, artinya mewujudkan sifat-sifat-Nya, karakter-Nya dan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari lewat gaya hidup kita. Menjadi garam dan terang, hidup yang berprestasi, hidup yang berbuah, hidup yang menjadi berkat.

Tahun 2025 ini juga menjadi Tahun Penuaian berkat materi yang melimpah. Syaratnya adalah harus memberi atau menabur. Sekalipun berada dalam masa kesusahan, sekalipun hari-hari ini tidak baik, kita tetap harus menabur. Belajarlah dari apa yang Ishak lakukan. Tidak mudah, tetapi milikilah iman dan ketaatan. 

๐— ๐—ฎ๐˜‡๐—บ๐˜‚๐—ฟ ๐Ÿญ๐Ÿฎ๐Ÿฒ : ๐Ÿฑ - ๐Ÿฒ (๐—ง๐—•๐Ÿฎ)
๐™Š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™–๐™—๐™ช๐™ง ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ง๐™˜๐™ช๐™˜๐™ช๐™ง๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ž๐™ง ๐™ข๐™–๐™ฉ๐™–, ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™ช๐™–๐™ž ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™—๐™š๐™ง๐™จ๐™ค๐™ง๐™–๐™ -๐™จ๐™ค๐™ง๐™–๐™ž. ๐™Š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™œ๐™ž ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™จ ๐™จ๐™–๐™ข๐™—๐™–๐™ก ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ฌ๐™– ๐™ ๐™–๐™ฃ๐™ฉ๐™ค๐™ฃ๐™œ ๐™—๐™š๐™ฃ๐™ž๐™, ๐™ฅ๐™–๐™จ๐™ฉ๐™ž ๐™ฅ๐™ช๐™ก๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™จ๐™ค๐™ง๐™–๐™  ๐™จ๐™ค๐™ง๐™–๐™ž ๐™จ๐™–๐™ข๐™—๐™–๐™ก ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™–๐™ฌ๐™– ๐™—๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™จ-๐™—๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™จ ๐™œ๐™–๐™ฃ๐™™๐™ช๐™ข๐™ฃ๐™ฎ๐™–.

๐—ž๐—ฒ๐—ท๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ๐—ฎ๐—ป ๐Ÿฎ๐Ÿฒ : ๐Ÿญ๐Ÿฎ - ๐Ÿญ๐Ÿฏ (๐—ง๐—•๐Ÿฎ)
๐™„๐™จ๐™๐™–๐™  ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™–๐™—๐™ช๐™ง ๐™™๐™ž ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™–๐™ ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™ฉ๐™–๐™๐™ช๐™ฃ ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™Ÿ๐™ช๐™œ๐™– ๐™ž๐™– ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฉ ๐™๐™–๐™จ๐™ž๐™ก ๐™จ๐™š๐™ง๐™–๐™ฉ๐™ช๐™จ ๐™ ๐™–๐™ก๐™ž ๐™ก๐™ž๐™ฅ๐™–๐™ฉ. ๐™„๐™– ๐™™๐™ž๐™—๐™š๐™ง๐™ ๐™–๐™ฉ๐™ž ๐™๐™ช๐™๐™–๐™ฃ. ๐™Š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ž๐™ฃ๐™ž ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™ ๐™–๐™ฎ๐™–, ๐™ข๐™–๐™ ๐™ž๐™ฃ ๐™ก๐™–๐™ข๐™– ๐™ข๐™–๐™ ๐™ž๐™ฃ ๐™ ๐™–๐™ฎ๐™–, ๐™๐™ž๐™ฃ๐™œ๐™œ๐™– ๐™ž๐™– ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™ ๐™–๐™ฎ๐™– ๐™ง๐™–๐™ฎ๐™–.

Tuhan Yesus Memberkati,

๐—ฃ๐—ฑ๐˜. ๐——๐—ฅ. ๐—œ๐—ฟ. ๐—ก๐—ถ๐—ธ๐—ผ ๐—ก๐—ท๐—ผ๐˜๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ฑ๐—ท๐—ผ
SICC, 1 Pebruari 2025