Monday, May 19, 2025
Sunday, May 4, 2025
Goncangan yang Membuka Pintu Mujizat
Shalom, Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan.
Setiap kita pasti pernah menghadapi yang namanya masa-masa sulit contohnya kehilangan pekerjaan, masalah keluarga, sakit penyakit, tekanan ekonomi, atau bahkan dalam pelayanan.
masa-masa sulit ini saya analogikan sebagai Goncangan dalam kehidupan kita.
Ada 2 type Goncangan.
1. Goncangan karena rencana Tuhan.
Contoh :
a. Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya (Kejadian 37–50) Yusuf mengalami goncangan besar—dikhianati oleh saudara kandung, dijual sebagai budak, difitnah oleh istri Potifar, dan dipenjara. Tapi semua itu adalah bagian dari rencana Tuhan untuk memposisikannya sebagai pemimpin di Mesir yang menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.
Pelajaran: Goncangan tidak selalu berarti kegagalan, melainkan penataan ulang menuju maksud ilahi.
b. Ayub kehilangan segalanya (Ayub 1–2). Ayub mengalami goncangan total: kehilangan harta, anak-anak, kesehatan. Namun di akhir kisah, Tuhan memulihkan semuanya dua kali lipat dan memperlihatkan bahwa penderitaan Ayub membawa pengenalan akan Tuhan yang lebih dalam.
Pelajaran: Goncangan bisa jadi alat Tuhan untuk membentuk iman dan karakter yang lebih murni.
c. Pindah pekerjaan atau gagal dalam usaha. Seseorang mungkin kehilangan pekerjaan atau mengalami kegagalan usaha. Tapi di balik itu, Tuhan bisa memakai momen itu untuk membuka jalan karier baru yang lebih sesuai dengan panggilan hidupnya.
Pelajaran: Goncangan kadang diperlukan agar kita berpaling dan mengikuti jalan Tuhan, bukan hanya kenyamanan kita.
2. Goncangan yang karena salah sendiri.
a. Daud berdosa dengan Batsyeba (2 Samuel 11–12) Raja Daud melakukan dosa besar—berzinah dengan Batsyeba dan membunuh suaminya, Uria. Akibatnya, Daud mengalami goncangan besar dalam keluarganya: anaknya mati, dan kekacauan melanda rumah tangganya.
Pelajaran: Meskipun goncangan ini akibat dosa, Tuhan tetap memberi pengampunan dan menjadikan Daud pribadi yang lebih rendah hati dan dekat dengan-Nya.
b. Yunus lari dari panggilan Tuhan (Yunus 1–2) Yunus memilih melarikan diri dari perintah Tuhan. Ia mengalami badai besar dan dilempar ke laut, lalu ditelan ikan besar. Goncangan ini menyadarkannya untuk kembali taat.
Pelajaran: Kesalahan bisa membawa badai, tapi Tuhan tetap menyediakan jalan pemulihan jika kita bertobat.
c. Hutang atau krisis finansial karena keputusan yang salah.
Seseorang bisa mengalami krisis karena boros, berutang, atau salah investasi. Tapi bila ia bertobat dan belajar bijak, Tuhan bisa memulihkan keuangannya dan memakainya untuk memberkati orang lain.
Pelajaran: Goncangan karena kesalahan bisa menjadi sekolah kehidupan yang membentuk hikmat.
Namun, saya ingin kita melihat goncangan ini dari perspektif yang berbeda hari ini.
Goncangan sering kali merupakan tanda bahwa Tuhan sedang bekerja. Ia tidak sedang menghancurkan kita — Ia sedang menyiapkan kita untuk suatu terobosan. Ingat ini baik-baik: goncangan adalah jalan masuk bagi mujizat Allah!
Firman Tuhan berkata dalam Hagai 2:6–7:
“Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi, maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat… dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemuliaan.”
Tuhan menggoncangkan, bukan untuk membuat kita hancur — tetapi supaya kemuliaan-Nya nyata.
1. Goncangan membuka mata rohani kita.
Saat semuanya berjalan lancar, kita mudah mengandalkan kekuatan sendiri. Tapi saat goncangan terjadi, barulah kita tersadar: “Tuhan, tanpa Engkau aku tidak bisa apa-apa.”
Contoh: Dalam Kisah Para Rasul 16, Paulus dan Silas dipenjara karena melayani Tuhan. Mereka disiksa, dirantai, dan dilempar ke ruang penjara paling dalam. Goncangan secara harfiah dan rohani menimpa mereka. Tetapi, apa yang mereka lakukan?
“Kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah…” (ayat 25)
Di tengah goncangan, mereka menyembah. Dan tiba-tiba — terjadi gempa bumi! Rantai terlepas. Pintu terbuka. Mujizat terjadi.
Tuhan izinkan goncangan untuk membuka mata rohani kita agar kita melihat: hanya Tuhan yang sanggup melepaskan kita.
2. Goncangan membuka pintu yang telah lama tertutup.
Ada pintu-pintu berkat, pelayanan, dan pemulihan yang sudah tertutup lama dalam hidup kita. Tapi ketika goncangan terjadi, hal-hal yang selama ini mustahil mulai terbuka.
Ilustrasi: Seperti tanah yang kering dan keras — tidak bisa ditanami. Tapi begitu digoncang dan dibajak, barulah benih bisa ditanam dan berbuah.
Contoh Alkitab: Bangsa Israel di Mesir.
Selama ratusan tahun, mereka hidup sebagai budak. Tetapi ketika Tuhan mulai menggoncangkan Mesir dengan tulah-tulah-Nya — pintu kebebasan terbuka. Mereka keluar sebagai bangsa merdeka, diberkati dengan emas dan perak (Keluaran 12:35–36).
Goncangan adalah alat Tuhan untuk membuka jalan yang mustahil!
3. Goncangan mempersiapkan kita untuk kemuliaan yang lebih besar.
Tuhan tidak pernah menggoncang tanpa tujuan. Setiap goncangan adalah bagian dari proses pemurnian seperti emas yang dimurnikan dalam api.
“Dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan kemuliaan.” (Hagai 2:7)
Mungkin rumah tangga kita sedang digoncang. Keuangan kita sedang goyah. Tapi jangan menyerah. Tuhan sedang menata ulang segalanya — untuk menaruh kemuliaan-Nya di situ.
Goncangan bisa membuat kita merasa kehilangan kendali — tapi justru saat itu Tuhan sedang mengambil alih.
Kesimpulan.
Bapak, Ibu, Saudara, mungkin saat ini Anda sedang mengalami goncangan yang Anda tidak mengerti. Tapi percayalah Tuhan tahu. Dia izinkan itu karena Dia ingin membuka pintu-pintu yang sudah lama tertutup. Dia ingin menunjukkan kuasa-Nya yang ajaib.
Apa yang harus kita lakukan saat goncangan datang?
1. Jangan panik — tetap percaya.
2. Jangan diam — tetap menyembah.
3. Jangan lari — tetap tinggal dalam hadirat Tuhan.
Monday, April 28, 2025
HIDUP BARU DALAM KEBANGKITAN KRISTUS
Roma 6:3-4 (TB) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Roma 6:5 (TB) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Keluaran 12:1-3 (TB)
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Dari Ayat-ayat Alkitab yang barusan kita baca bersama menunjukkan sebuah tema penting tentang permulaan baru yang diwujudkan melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Peristiwa Paskah dalam Perjanjian Lama (PL) dan Paskah dalam Perjanjian Baru (PB) menggambarkan perubahan status yang dramatis.
Analogi Paskah PL dan PB:
- Paskah PL: Menandai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Anak domba Paskah dikorbankan, menandai peralihan dari status budak menjadi status merdeka. Keluaran 12:1-3 menegaskan bulan Paskah sebagai "permulaan segala bulan," menandakan sebuah awal yang baru.
- Paskah PB: Mewakili pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Kematian Yesus di kayu salib adalah pengorbanan yang membebaskan kita dari hukuman dosa, sementara kebangkitannya menandai peralihan dari status berdosa menjadi status benar di hadapan Allah. Roma 6:3-5 menggambarkan baptisan sebagai simbol penguburan bersama Kristus dalam kematian dan kebangkitannya menuju hidup baru. Hari Minggu, hari kebangkitan Yesus, menjadi simbol awal minggu baru, era baru dalam hubungan kita dengan Allah.
Makna Kebangkitan dan Kematian Yesus:
Kematian dan kebangkitan Yesus menandai titik balik yang signifikan, menandai transisi dari hukum Taurat ke hukum kasih karunia. Hukum Taurat menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan, sementara kasih karunia Allah diberikan secara cuma-cuma melalui iman kepada Yesus Kristus.
Hidup dalam Hidup yang Baru:
Memahami kematian dan kebangkitan Yesus sebagai awal yang baru memiliki implikasi praktis bagi kehidupan orang percaya:
- Pengorbanan: Bersedia mengorbankan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, menempatkan Dia di atas segalanya.
- Ketahanan: Siap menghadapi ujian dan cobaan iman, karena perjalanan iman tidak selalu mudah.
- Kesetiaan: Kesetiaan kepada Kristus harus diutamakan di atas segalanya.
- Persekutuan: Membangun persekutuan yang kuat, di mana terdapat kesatuan hati, pikiran, kasih, dan jiwa.
- Ketaatan: Mengedepankan Firman Tuhan dalam segala situasi, menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidup.
Kesimpulannya, kematian dan kebangkitan Yesus bukanlah hanya peristiwa sejarah, tetapi juga titik awal bagi kehidupan baru yang dipenuhi dengan pembebasan, pengampunan, dan transformasi. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam realitas hidup baru ini, mencerminkan perubahan status kita dari budak dosa menjadi anak-anak Allah yang merdeka.