Friday, January 10, 2025

Di Perlengkapi untuk Perbuatan Baik

Shalom
 
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, hari ini kita akan merenungkan firman Tuhan yang terdapat dalam 2 Timotius 3:16-17 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. “.
Saudara-saudari Ayat ini berbicara tentang peran penting dari Firman Tuhan dalam kehidupan kita. Firman Tuhan, yang diilhamkan oleh Allah, bukan hanya sekedar kumpulan kata-kata, melainkan perlengkapan yang sempurna untuk kita menjalani hidup yang benar dan berkenan kepada-Nya.
 
Pertama, Firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar. Ia membuka mata hati kita untuk memahami kebenaran tentang Allah, tentang diri kita sendiri, dan tentang dunia di sekitar kita. Ia mengajarkan kita tentang kasih Allah, tentang rencana keselamatan-Nya, dan tentang bagaimana hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Misalnya, ketika kita membaca tentang kasih Allah dalam Yohanes 3:16, kita diajarkan bahwa Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
 
Kedua, Firman Tuhan bermanfaat untuk menyatakan kesalahan. Ia seperti cermin yang menunjukkan kepada kita kelemahan dan dosa-dosa kita. Melalui Firman Tuhan, kita dapat melihat diri kita sendiri dengan jujur dan menyadari betapa kita membutuhkan pertolongan-Nya. Misalnya, ketika kita membaca tentang hukum-hukum Allah dalam Sepuluh Perintah, kita menyadari bahwa kita sering melanggarnya. Hal ini membantu kita untuk mengakui dosa-dosa kita dan memohon pengampunan kepada Allah.
 
Ketiga, Firman Tuhan bermanfaat untuk memperbaiki kelakuan. Ia memberikan kita petunjuk dan teladan untuk hidup yang benar dan kudus. Ia menunjukkan kepada kita bagaimana mengendalikan hawa nafsu, bagaimana mengasihi sesama, dan bagaimana membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Misalnya, ketika kita membaca tentang hidup Yesus dalam Injil, kita belajar tentang kasih, kerendahan hati, dan pengampunan. Kita dapat meneladani-Nya dalam menjalani hubungan kita dengan orang lain.
 
Terakhir, Firman Tuhan bermanfaat untuk mendidik orang dalam kebenaran. Ia menuntun kita ke jalan yang benar, membebaskan kita dari kegelapan dan kebodohan, dan membantu kita untuk semakin bertumbuh dalam iman dan pengetahuan tentang Allah. Misalnya, ketika kita membaca tentang sejarah Israel dalam Perjanjian Lama, kita belajar tentang bagaimana Allah bekerja dalam kehidupan umat-Nya. Hal ini membantu kita untuk mempercayai bahwa Allah juga bekerja dalam kehidupan kita dan akan menuntun kita ke jalan yang benar.
 
Saudara-saudari, Firman Tuhan adalah perlengkapan yang sempurna untuk setiap perbuatan baik. Dengan membaca, merenungkan, dan mengamalkan Firman Tuhan, kita akan semakin diperlengkapi untuk menjadi terang di dunia ini, untuk melakukan kehendak Allah, dan untuk memuliakan nama-Nya.
 
Marilah kita menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita. Marilah kita rajin membaca, merenungkan, dan mengamalkan Firman Tuhan agar kita senantiasa diperlengkapi untuk melakukan perbuatan baik dan menjadi berkat bagi dunia ini.
 
Amin.

Pademangan 11 Januari 2025
Pdm. Yesaya Cahyadi 

Friday, November 22, 2024

Menyerahkan Hidup kepada Tuhan


Shalom, 

Saudara - saudari yang di kasihi Tuhan Yesus, hari ini kita akan merenungkan Firman Tuhan dalam Matius 22:37 ayat ini berbicara tentang perintah utama dalam hidup kita sebagai umat pilihan: mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Ayat ini merupakan inti dari ajaran Yesus dan dasar bagi hubungan kita dengan Allah.
 
Matius 22:37-38 (TB)
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
 
Perenungan dari ayat ini saya maknai dengan "Menyerahkan Hidup pada Tuhan:"
 
Menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan berarti menempatkan Dia sebagai pusat dari segala sesuatu dalam hidup kita. Ini berarti:
 
- Mencintai Allah di atas segalanya: Kita harus mengutamakan cinta kita kepada Allah di atas segala hal lain, termasuk keinginan, ambisi, dan harta benda kita.
- Membiarkan Allah memimpin: Kita harus menyerahkan kendali hidup kita kepada Allah, mempercayai rencana dan kehendak-Nya untuk kita.
- Hidup sesuai dengan kehendak Allah: Kita harus berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Alkitab.
- Bersedia untuk mengorbankan diri: Menyerahkan hidup pada Tuhan mungkin berarti mengorbankan keinginan, kenyamanan, atau bahkan impian kita untuk mengikuti kehendak-Nya.
 
Bagaimana Menyerahkan Hidup pada Tuhan:
 
- Berdoa: Melalui doa, kita dapat berkomunikasi dengan Allah, mengungkapkan keinginan dan kebutuhan kita, dan meminta bimbingan-Nya.
- Membaca Alkitab: Alkitab adalah firman Allah, dan melalui pembacaannya, kita dapat mengenal Dia lebih baik dan memahami kehendak-Nya.
- Beribadah: Beribadah kepada Allah adalah cara kita untuk menyatakan rasa hormat dan syukur kita kepada-Nya.
- Melayani orang lain: Menyerahkan hidup pada Tuhan juga berarti melayani orang lain dengan kasih dan kebaikan.
 
Kesimpulan:
 
Menyerahkan seluruh hidup kita pada Tuhan adalah perjalanan yang terus berlanjut. Ini bukan tentang mencapai kesempurnaan, tetapi tentang terus berusaha untuk mencintai dan mengikut Dia. Dengan menyerahkan hidup kita pada Tuhan, kita dapat menemukan makna, tujuan, dan kebahagiaan sejati.

Bogor, 23 November 2024
Pdm. Yesaya Cahyadi
    

Monday, November 18, 2024

Waktunya Berbuah

Waktunya Berbuah

Yohanes 15:16 (TB)  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Roma 7:4 (TB)  Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. 

Filipi 1:21-22 (TB)  Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.  Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

Bagaimana caranya supaya berbuah ?

1. Tinggal Di Dalam Kristus

Yohanes 15:4-7 (TB)  Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.  Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.  Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

5x  kalimat “Tinggal di dalam Aku “ pada Yohanes 15:1-8

Ini merupakan kunci penting

TINGGAL DI DALAM AKU, AKU DI DALAM KAMU

TINGGAL DALAM AKU, AKU DI DALAM DIA

TINGGAL DI DALAM KU DAN FIRMANKU TINGGAL DI DALAM KAMU

Artinya :

Melekat dengan Kristus, terhubung selalu dengan Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan serta Firman Tuhan. 

2. Dibersihkan Supaya Berbuah Lebih Banyak

Yohanes 15:2-3 (TB)  Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

POHON DIBERSIHKAN DARI DAUN-DAUN YANG LAYU 

CABANG YANG TIDAK PRODUKTIF DIBERSIHKAN.

DAUN-DAUN YANG TERLALU RIMBUN, DIPANGKAS.

CARA TUHAN MEMBERSIHKAN SUPAYA KITA BERBUAH LEBIH BANYAK LAGI

  • FIRMAN TUHAN

2 Timotius 3:16-17 (TB)  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. 

  • DIDIKAN DARI TUHAN 

Ibrani 12:11 (TB)  Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

  • PROSES YANG TUHAN IJINKAN TERJADI

Roma 8:28-29 (TB)  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 

3. Tertanam Dalam Komunitas yang Benar

Mazmur 92:12-15 (TB)  Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,. 

Tertanam di Bait Allah 

Mazmur 1:1-3 (TB)  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 

Untuk berbuah maka ada 3 hal yang harus kita lakukan :

1 .TINGGAL DI DALAM KRISTUS

2. SIAP DIBERSIHKAN

3. TERTANAM DALAM KOMUNITAS ROHANI

Dengan berbuah maka kita sedang mempermuliakan Bapa kita di Sorga.

Yohanes 15:8 (TB)  

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."


Tuhan Yesus memberkati


Pdt. David Nanatanel

Ringkasan Khotbah, 17 November 2024

    

Sunday, November 3, 2024

Karena Cinta


Shalom, 

Hari ini kita akan merenungkan Cinta Tuhan Yesus yang tak terhingga kepada kita. Cinta-Nya yang begitu besar, begitu dalam, dan begitu nyata, tercurah bagi kita semua tanpa syarat.

Seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 4:19, "Kita mengasihi, karena Ia lebih dahulu mengasihi kita."  Kasih / Cinta Tuhan Yesus bukanlah Cinta yang dipaksakan, melainkan Cinta yang diberikan secara sukarela, Cinta yang tak berbatas, dan Cinta yang tak pernah padam.

Cinta Tuhan Yesus terlihat jelas dalam setiap tindakan-Nya. Ia rela meninggalkan kemuliaan-Nya di surga, turun ke bumi, menjadi manusia, dan menanggung dosa-dosa kita di kayu salib.  Ia rela mati demi kita, agar kita dapat hidup kembali dalam kasih karunia-Nya.  Seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Sebagai respon atas Cinta-Nya yang begitu besar, sewajar nyalah kita pun mencintai-Nya dengan sepenuh hati.  

Mencintai dengan sepenuh hati berarti:

  1. Menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya. Artinya Tuhan Yesus lah yang menjadi pusat dari segala sesuatu di dalam kehidupan kita.  Seperti yang dikatakan dalam Matius 22:37, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."

  1. Mematuhi perintah-perintah-Nya.  Mematuhi perintah-Nya berarti menjadikan Firman-Nya sebagai pedoman hidup kita.  Seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:15, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku."

  2. Menjalankan kehendak-Nya.  Berarti Menyerahkan segala rencana dan keinginan kita kepada-Nya.  Seperti yang tertulis dalam Roma 12:2, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membuktikan sendiri apa kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna."

Saudara saudari, mencintai Tuhan dengan sepenuh hati tidak selalu mudah.  Kita akan menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam hidup.  Mungkin kita akan dihadapkan pada kesedihan, kekecewaan, atau bahkan penderitaan.  Namun,  kita perlu selalu ingat karena Cinta-Nya kepada kita Dia rela menderita bahkan rela menyerahkan nyawaNya, maka itu akan menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup yang kita hadapi.

Seperti yang tertulis dalam Roma 8:28 (TB)  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kasih Tuhan Yesus akan menjadi kekuatan kita untuk menghadapi segala keadaan.  Ia akan memberikan kita penghiburan, kekuatan, dan harapan.  Ia akan menuntun kita melewati setiap badai kehidupan.

Saudara-saudara ku di dalam Tuhan Yesus, marilah kita terus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.  Marilah kita terus berjalan dalam kasih-Nya, dan siap menghadapi segala keadaan dengan penuh keyakinan bahwa Ia akan selalu menyertai kita.

Amin.


Tangerang, 4 November 2024

Pdm. Yesaya Cahyadi

    

Friday, November 1, 2024

Maranatha


1 Korintus 16:22 (TB)  Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata

Wahyu 22:20 (TB)  Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! 

Hari ini kita merenungkan sebuah kata yang penuh makna dan harapan, sebuah kata yang menggema di hati setiap orang percaya: Maranatha. Kata ini, yang berasal dari bahasa Aram, berarti "Datanglah, Tuhan!". Sebuah seruan yang penuh kerinduan, sebuah doa yang penuh harap, sebuah keyakinan yang tak tergoyahkan.

Maranatha bukanlah sekadar kata, tetapi sebuah pernyataan iman. Sebuah pernyataan bahwa kita percaya akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kalinya. Percaya seperti seorang anak kecil yang menantikan kedatangan ayahnya dari perjalanan jauh, penuh dengan kegembiraan dan harapan. Kita percaya bahwa Dia akan kembali untuk menjemput umat-Nya, untuk mendirikan kerajaan-Nya yang kekal, untuk menghapus segala air mata dan kesedihan, untuk membawa kedamaian dan kegembiraan abadi.

Maranatha adalah sebuah seruan yang penuh kerinduan. Kerinduan akan kedatangan Tuhan, kerinduan akan keselamatan, kerinduan akan dunia baru yang penuh dengan kasih dan kebenaran. Kita rindu akan hari ketika segala sesuatu akan diperbaharui, ketika kejahatan akan dikalahkan, ketika kasih dan kebenaran akan menang. Seperti seorang petani yang menantikan musim panen, kita menantikan hari ketika buah-buah dari kerja keras dan pengorbanan kita akan dipetik, ketika kita akan menikmati hasil dari iman dan kesetiaan kita.

Maranatha juga sebuah doa. Doa yang kita panjatkan setiap hari, doa yang kita ucapkan dalam hati kita, doa yang kita nyanyikan dalam pujian kita. Kita berdoa agar Tuhan Yesus segera datang, agar kerajaan-Nya segera ditegakkan, agar dunia ini segera dipenuhi dengan kasih dan damai-Nya. Seperti seorang anak yang merindukan pelukan ibunya, kita merindukan pelukan Tuhan, kita merindukan kehadiran-Nya yang penuh kasih dan penghiburan.

Maranatha bukanlah kata yang pasif. Ini adalah kata yang aktif, kata yang memanggil kita untuk bertindak. Kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan, untuk hidup dalam kesucian, untuk hidup dalam kasih, untuk hidup dalam pelayanan, untuk mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan.

Kita dipanggil untuk menjadi terang di dunia ini, untuk menjadi garam dunia ini, untuk menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia yang gelap. Kita dipanggil untuk membawa kabar baik, untuk menebarkan kasih, untuk membangun kerajaan Allah di bumi ini. Seperti seorang guru yang mendidik murid-muridnya, kita dipanggil untuk menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita, untuk menunjukkan kasih dan kebenaran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Maranatha bukanlah kata yang hanya untuk masa depan. Ini adalah kata yang relevan untuk hari ini. Ini adalah kata yang mengingatkan kita untuk hidup dengan penuh makna, untuk hidup dengan penuh tujuan, untuk hidup dengan penuh harapan. Seperti seorang atlet yang berlatih dengan tekun untuk meraih kemenangan, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan dengan hati yang bersih dan hidup yang kudus.

Marilah kita hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan. Marilah kita hidup dalam kesucian, dalam kasih, dan dalam pelayanan. Marilah kita menjadi terang dunia dan garam bumi. Marilah kita berseru dengan penuh kerinduan: Maranatha! Datanglah, Tuhan!

Amin.

Pademangan, 1 November 2024

Pdm. Yesaya Cahyadi