1 Korintus 16:22 (TB) Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!
Wahyu 22:20 (TB) Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
Hari ini kita merenungkan sebuah kata yang penuh makna dan harapan, sebuah kata yang menggema di hati setiap orang percaya: Maranatha. Kata ini, yang berasal dari bahasa Aram, berarti "Datanglah, Tuhan!". Sebuah seruan yang penuh kerinduan, sebuah doa yang penuh harap, sebuah keyakinan yang tak tergoyahkan.
Maranatha bukanlah sekadar kata, tetapi sebuah pernyataan iman. Sebuah pernyataan bahwa kita percaya akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kalinya. Percaya seperti seorang anak kecil yang menantikan kedatangan ayahnya dari perjalanan jauh, penuh dengan kegembiraan dan harapan. Kita percaya bahwa Dia akan kembali untuk menjemput umat-Nya, untuk mendirikan kerajaan-Nya yang kekal, untuk menghapus segala air mata dan kesedihan, untuk membawa kedamaian dan kegembiraan abadi.
Maranatha adalah sebuah seruan yang penuh kerinduan. Kerinduan akan kedatangan Tuhan, kerinduan akan keselamatan, kerinduan akan dunia baru yang penuh dengan kasih dan kebenaran. Kita rindu akan hari ketika segala sesuatu akan diperbaharui, ketika kejahatan akan dikalahkan, ketika kasih dan kebenaran akan menang. Seperti seorang petani yang menantikan musim panen, kita menantikan hari ketika buah-buah dari kerja keras dan pengorbanan kita akan dipetik, ketika kita akan menikmati hasil dari iman dan kesetiaan kita.
Maranatha juga sebuah doa. Doa yang kita panjatkan setiap hari, doa yang kita ucapkan dalam hati kita, doa yang kita nyanyikan dalam pujian kita. Kita berdoa agar Tuhan Yesus segera datang, agar kerajaan-Nya segera ditegakkan, agar dunia ini segera dipenuhi dengan kasih dan damai-Nya. Seperti seorang anak yang merindukan pelukan ibunya, kita merindukan pelukan Tuhan, kita merindukan kehadiran-Nya yang penuh kasih dan penghiburan.
Maranatha bukanlah kata yang pasif. Ini adalah kata yang aktif, kata yang memanggil kita untuk bertindak. Kita dipanggil untuk hidup dalam pengharapan, untuk hidup dalam kesucian, untuk hidup dalam kasih, untuk hidup dalam pelayanan, untuk mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan.
Kita dipanggil untuk menjadi terang di dunia ini, untuk menjadi garam dunia ini, untuk menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia yang gelap. Kita dipanggil untuk membawa kabar baik, untuk menebarkan kasih, untuk membangun kerajaan Allah di bumi ini. Seperti seorang guru yang mendidik murid-muridnya, kita dipanggil untuk menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita, untuk menunjukkan kasih dan kebenaran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Maranatha bukanlah kata yang hanya untuk masa depan. Ini adalah kata yang relevan untuk hari ini. Ini adalah kata yang mengingatkan kita untuk hidup dengan penuh makna, untuk hidup dengan penuh tujuan, untuk hidup dengan penuh harapan. Seperti seorang atlet yang berlatih dengan tekun untuk meraih kemenangan, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan dengan hati yang bersih dan hidup yang kudus.
Marilah kita hidup dalam pengharapan akan kedatangan Tuhan. Marilah kita hidup dalam kesucian, dalam kasih, dan dalam pelayanan. Marilah kita menjadi terang dunia dan garam bumi. Marilah kita berseru dengan penuh kerinduan: Maranatha! Datanglah, Tuhan!
Amin.
Pademangan, 1 November 2024
Pdm. Yesaya Cahyadi