Monday, April 28, 2025

HIDUP BARU DALAM KEBANGKITAN KRISTUS


Roma 6:3-4 (TB)  Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.  

Roma 6:5 (TB)  Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Keluaran 12:1-3 (TB)

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 2 "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.  3  Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.

Dari Ayat-ayat Alkitab yang barusan kita baca bersama menunjukkan sebuah tema penting tentang permulaan baru yang diwujudkan melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.  Peristiwa Paskah dalam Perjanjian Lama (PL) dan Paskah dalam Perjanjian Baru (PB) menggambarkan perubahan status yang dramatis.

 Analogi Paskah PL dan PB:

 - Paskah PL: Menandai pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.  Anak domba Paskah dikorbankan, menandai peralihan dari status budak menjadi status merdeka.  Keluaran 12:1-3 menegaskan bulan Paskah sebagai "permulaan segala bulan," menandakan sebuah awal yang baru.

- Paskah PB:  Mewakili pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus.  Kematian Yesus di kayu salib adalah pengorbanan yang membebaskan kita dari hukuman dosa, sementara kebangkitannya menandai peralihan dari status berdosa menjadi status benar di hadapan Allah.  Roma 6:3-5 menggambarkan baptisan sebagai simbol penguburan bersama Kristus dalam kematian dan kebangkitannya menuju hidup baru.  Hari Minggu, hari kebangkitan Yesus, menjadi simbol awal minggu baru, era baru dalam hubungan kita dengan Allah.

Makna Kebangkitan dan Kematian Yesus:

Kematian dan kebangkitan Yesus menandai titik balik yang signifikan, menandai transisi dari hukum Taurat ke hukum kasih karunia.  Hukum Taurat menekankan kepatuhan terhadap aturan-aturan, sementara kasih karunia Allah diberikan secara cuma-cuma melalui iman kepada Yesus Kristus.

Hidup dalam Hidup yang Baru:

Memahami kematian dan kebangkitan Yesus sebagai awal yang baru memiliki implikasi praktis bagi kehidupan orang percaya:

 

- Pengorbanan:  Bersedia mengorbankan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, menempatkan Dia di atas segalanya.

- Ketahanan: Siap menghadapi ujian dan cobaan iman, karena perjalanan iman tidak selalu mudah.

- Kesetiaan:  Kesetiaan kepada Kristus harus diutamakan di atas segalanya.

- Persekutuan: Membangun persekutuan yang kuat, di mana terdapat kesatuan hati, pikiran, kasih, dan jiwa.

- Ketaatan:  Mengedepankan Firman Tuhan dalam segala situasi, menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidup.

 

Kesimpulannya, kematian dan kebangkitan Yesus bukanlah hanya peristiwa sejarah, tetapi juga titik awal bagi kehidupan baru yang dipenuhi dengan pembebasan, pengampunan, dan transformasi.  Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam realitas hidup baru ini, mencerminkan perubahan status kita dari budak dosa menjadi anak-anak Allah yang merdeka.


*Khotbat Gembala Pdt. David Natanel, 28 April 2025
    

Sunday, April 27, 2025

MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI


MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI

A. Murah Hati: Sebuah Sifat Ilahi

Murah hati adalah sifat ilahi yang mencerminkan karakter Allah sendiri, lebih dari sekadar Tindakan memberi. Dalam Lukas 6:30-36, Yesus mengajarkan bahwa kemurahan hati seharusnya menjadi ciri khas umat-Nya, bukan hanya pada waktu yang nyaman, tetapi juga dalam kesulitan.
Kata Yunani “oiktirmon” menggambarkan belas kasihan yang aktif, bukan hanya perasaan Simpati. Dalam Roma 2:4-5, kemurahan hati Allah terlihat melalui kesabaran dan kesempatan-Nya bagi manusia untuk bertobat, menunjukkan bahwa kemurahan hati berhubungan dengan Pengampunan, kesabaran, dan perhatian terhadap orang lain. Allah juga menunjukkan Kemurahan hati dalam memilih umat-Nya, seperti yang tercatat dalam Roma 9, yang bersifat
Selektif namun bertujuan membawa dampak positif bagi banyak orang. 
Matius 20:8-16, Menggambarkan kemurahan hati Tuhan dalam memperlakukan setiap orang dengan adil dan Penuh kasih. Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk mencerminkan kemurahan hati ini dalam kehidupan sehari-hari, memberi tidak hanya saat memiliki kelimpahan, tetapi juga dalam
Kesulitan.

B. Dasar Memberi dengan Murah Hati

Memberi merupakan tindakan iman yang mencerminkan kasih dan kepatuhan kepada Tuhan. Dalam Alkitab, memberi bukan sekadar kewajiban, tetapi juga ekspresi kasih, ucapan syukur, dan pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan. Tindakan memberi yang benar harus berakar pada hati yang rela, penuh syukur, dan dilandasi oleh kasih yang tulus. 

Berikut adalah Tiga dasar utama dalam memberi dengan murah hati:

a. Dengan Kerelaan (2 Korintus 8:12-15)

Memberi dengan murah hati harus didasarkan pada kerelaan hati, bukan karena paksaan. Dalam 2 Korintus 8:12-15, Rasul Paulus menekankan bahwa Tuhan tidak melihat besar kecilnya pemberian, tetapi motivasi hati di baliknya:
“Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu itu diterima menurut apa yang ada padamu, bukan menurut apa yang tidak ada padamu.” (2 Korintus 8:12, TB). Ayat ini mengajarkan bahwa kerelaan dalam memberi lebih berharga daripada jumlah yang diberikan. Tuhan tidak menuntut kita memberi melebihi kemampuan, tetapi dengan hati yang sukarela. Jika pemberian dilakukan dengan ketulusan, maka itu menjadi berkat bagi penerima maupun yang memberi. Kerelaan juga mencerminkan ketergantungan kita kepada Tuhan. Dalam Amsal 3:9-10, Tuhan mengajarkan bahwa memberi dengan rela mendatangkan berkat : “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah.” (Amsal 3:9-10, TB) Selain itu, Yesus mengajarkan dalam Lukas 6:38 bahwa memberi dengan hati rela membawa sukacita dan berkat yang melimpah.

b. Dengan Ucapan Syukur (Efesus 5:20)

Memberi dengan ucapan syukur menunjukkan kesadaran bahwa segala sesuatu berasal darivTuhan. Efesus 5:20 berkata: "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepadavAllah dan Bapa kita." (Efesus 5:20, TB). Ucapan syukur adalah sikap hati yang menyadari bahwa kita hanyalah penatalayan dari berkat Tuhan. Orang yang bersyukur dalam memberi tidak akan merasa rugi atau kehilangan, karena ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber segala sesuatu. Dalam Mazmur 50:23, Tuhan berfirman bahwa ucapan syukur dalam memberi adalah bentuk ibadah. Yesus sendiri mencontohkan memberi dengan ucapan syukur saat memberi makan lima
ribu orang (Yohanes 6:11). Memberi dengan hati bersyukur tidak bergantung pada jumlah yang kita miliki, tetapi pada keyakinan bahwa Tuhan mencukupi.

c. Dengan Kasih (1 Korintus 13:1-3)

Kasih adalah inti dari setiap tindakan kita sebagai orang percaya, termasuk memberi. RasulvPaulus dalam 1 Korintus 13:1-3 menegaskan bahwa tanpa kasih, memberi tidak akan ada nilainya: "Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, tetapi jika aku tida mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Korintus 13:3, TB). Tindakan memberi yang tidak disertai kasih hanya menjadi ritual kosong. Kasih adalah motivasivutama yang harus melandasi pemberian kita, sebab kasih berasal dari Allah yang terlebih dahulu
mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Yesus menekankan memberi dengan kasih dalam Matius 25:40: "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
Memberi dengan kasih bukan hanya tindakan sosial, tetapi juga bentuk kasih kepada Tuhan. Dalam 2 Korintus 9:7, Paulus mengingatkan bahwa Tuhan mengasihi orang yang memberi
dengan sukacita. Memberi dengan kasih membawa berkat bagi penerima dan menyenangkan hati Tuhan.

C. Memberi dengan Murah Hati dalam Alkitab

1. Memberi Yang Terbaik

a. Memberi yang Paling Berharga (Kejadian 22:2,9) Salah satu contoh terbesar dalam Alkitab mengenai memberi dengan murah hati adalah kisah Abraham yang diuji untuk memberikan anaknya, Ishak. Tuhan berkata kepada Abraham: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moriavdan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2, TB) Perintah ini menguji sejauh mana Abrahamvbersedia menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya kepada Tuhan. Namun, karena iman dan ketaatannya, Tuhan akhirnya menyediakan domba jantan sebagai ganti Ishak (Kejadian 22:13). Kisah ini mengajarkan bahwa memberi dengan murah hati bukan hanya tentang kelebihan yang kita miliki, tetapi juga kesiapanvuntuk menyerahkan hal yang paling berharga sebagai bukti iman dan ketergantungan kita kepada Tuhan.

b. Bapa Surgawi Memberi Anak-Nya (Yohanes 3:16, Lukas 11:13) Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya yang terbesar dengan memberikan Yesus Kristus sebagai penebus dosa umat manusia: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16, TB) Kasih Allah yang begitu besar dinyatakan dalam pemberian-Nya yang paling berharga. Selain  itu, dalam Lukas 11:13, Yesus mengajarkan bahwa jika manusia yang berdosa tahu bagaimana memberi yang baik kepada anak-anak mereka, maka Bapa Surgawi terlebih lagi akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

c. Yesus Memberi Nyawa-Nya (Yohanes 10:11) Yesus Kristus adalah teladan utama dalam memberi dengan murah hati. Dia bukan hanya memberikan berkat secara materi atau fisik, tetapi juga memberikan hidup-Nya sendiri sebagai
tebusan bagi banyak orang: "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya." (Yohanes 10:11, TB) Pengorbanan Yesus menunjukkan bahwa memberi dengan murah hati tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga pada hidup kita.

2. Memberi Melampaui Kemampuan

Teladan Jemaat Makedonia Jemaat di Makedonia memberikan teladan luar biasa dalam memberi dengan murah hati, bahkan di tengah penderitaan dan kemiskinan yang mereka alami. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 8:3-5a menulis: "Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka." Dari ayat ini, kita belajar bahwa kemurahan hati sejati bukanlah soal jumlah yang diberikan, tetapi soal sikap hati yang rela memberi lebih dari sekadar kemampuan manusiawi.
Berikut Prinsip-prinsip yang dapat kita pelajari dari jemaat Makedonia:
1. Memberi di Tengah Kemiskinan dan Penderitaan
2. Kaya dalam Kemurahan Hati
3. Mengenal Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus
4. Memberi dengan Sukacita dan Kerelaan
5. Memberikan Diri Terlebih Dahulu kepada Allah
3. Memberi dengan Totalitas

a. Janda Miskin yang Memberi Seluruh Nafkahnya (Lukas 21:3-4) Yesus memberikan contoh konkret tentang memberi dengan totalitas dalam kisah janda miskin: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua
orang itu." Janda ini memberikan dari kekurangannya, menunjukkan iman dan ketergantungannya sepenuhnya kepada Allah.
b. Maria yang Meminyaki Kaki Yesus dengan Minyak Narwastu (Yohanes 12:3)
Maria memberikan minyak narwastu yang mahal sebagai tanda kasih dan penghormatannya kepada Yesus.
c. Barnabas yang Menjual Ladangnya untuk Pekerjaan Tuhan (Kisah Para Rasul 4:36-37) Barnabas menjual ladangnya dan menyerahkan seluruh hasilnya untuk pelayanan Tuhan, menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan pekerjaan Tuhan daripada kepentingan pribadinya.
Prinsip-prinsip Memberi dengan Totalitas:
1. Memberi dengan Sepenuh Hati, Tanpa Perhitungan
2. Memberi Sebagai Bentuk Ibadah dan Pengorbanan
3. Percaya bahwa Tuhan Mencukupi

D. Cara Memberi dengan Murah Hati

a. Memberi yang Terbaik 
(2 Korintus 8:3-5a) Jemaat Makedonia memberi lebih dari kemampuan mereka, bukan karena mereka kaya, tetapi Karena mereka mengerti kasih karunia Tuhan. Memberi yang terbaik bukanlah soal jumlah, tetapi. Tentang kualitas hati dalam memberi. Mereka memberikan diri mereka terlebih dahulu kepada Tuhan sebelum memberi secara materi, menunjukkan bahwa hati yang sungguh-sungguh Menyerahkan diri kepada Tuhan akan menghasilkan pemberian yang terbaik. Seperti yang Dikatakan dalam Amsal 3:9, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama Dari segala penghasilanmu.”
b. Memberi Melampaui Kemampuan
Ketika kita memberi lebih dari yang nyaman bagi kita, kita menunjukkan iman kepada Tuhan
Bahwa Dia yang mencukupi. Prinsip ini bertentangan dengan pemikiran dunia yang mengajarkan
Untuk menyimpan bagi diri sendiri terlebih dahulu. Dalam 2 Korintus 9:6 dikatakan, “Camkanlah
Ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak,
Akan menuai banyak juga.” Ayat ini mengajarkan bahwa semakin kita memberi dengan iman,
Semakin banyak pula berkat yang akan kita terima dari Tuhan.
c. Memberi dengan Totalitas 
(Lukas 21:3-4, Yohanes 12:3, Kisah Para Rasul 4:36-37)
Janda miskin dalam Lukas 21 memberikan seluruh nafkahnya, bukan karena ia tidak
Membutuhkan uang tersebut, tetapi karena ia percaya bahwa Tuhan akan mencukupinya. Maria
Dalam Yohanes 12:3 memberikan minyak narwastu yang mahal sebagai bentuk penghormatan
Kepada Yesus. Barnabas dalam Kisah Para Rasul 4:36-37 menjual ladangnya untuk membantu
Orang lain. Ini adalah contoh memberi dengan totalitas, di mana seseorang memberi tanpa
Menghitung untung-rugi. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:25, “Orang yang murah hati
Berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.”

E. Kesimpulan

Memberi dengan murah hati bukan sekadar tindakan sosial atau amal, tetapi merupakan bentuk
Ibadah kepada Tuhan. Kerelaan, ucapan syukur, dan kasih harus menjadi dasar dalam setiap
Pemberian kita. Dengan demikian, pemberian kita tidak hanya memberkati orang lain tetapi juga
Mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:25:
“Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa
Badannya sendiri.” (Amsal 11:25, TB)
Marilah kita menjadi orang percaya yang memberi dengan hati yang rela, penuh ucapan syukur,
Dan dilandasi kasih sejati, sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan melalui hidup kita.

*Disadur dari berbagai sumber oleh Pdm. Vicky BGD Paat


    

Saturday, February 1, 2025

The Year of Harvest


𝗧𝗔𝗛𝗨𝗡 𝟮𝟬𝟮𝟱 𝗔𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗛𝗨𝗡 𝗣𝗘𝗡𝗨𝗔𝗜𝗔𝗡 (𝗧𝗛𝗘 𝗬𝗘𝗔𝗥 𝗢𝗙 𝗛𝗔𝗥𝗩𝗘𝗦𝗧)

Tuhan memberikan tema tahun 2025, adalah Tahun Penuaian (The Year of Harvest). Kalau kita menyelidiki ayat-ayat yang merujuk kepada penuaian (harvest), maka didapat ada beberapa jenis tuaian.

𝗘𝗻𝗮𝗺 𝗷𝗲𝗻𝗶𝘀 𝘁𝘂𝗮𝗶𝗮𝗻, 𝘆𝗮𝗶𝘁𝘂 :
1. 𝙏𝙪𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙟𝙞𝙬𝙖-𝙟𝙞𝙬𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙝𝙞𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙢𝙪𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙝𝙪𝙗𝙪𝙣𝙜𝙖𝙣 (Matius 9 : 36 - 38; Lukas 1 : 16 - 17 & 10 : 2)

2. 𝙏𝙪𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙡𝙪𝙖𝙨𝙖𝙣 𝙆𝙚𝙧𝙖𝙟𝙖𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 (Markus 4 : 31 - 32)

3. 𝙏𝙪𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩 𝙧𝙤𝙝𝙖𝙣𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙨𝙢𝙖𝙣𝙞 (Mazmur 126 : 5; Roma 7 : 4)

4. 𝙏𝙪𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙍𝙤𝙝 (Roma 7 : 4; Galatia 5 : 22 - 23; Markus 4 : 3 - 27)

5. 𝙏𝙪𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙠𝙖𝙡 (Galatia 6 : 8; Yohanes 4 : 36 & 17 : 3)

6. 𝙏𝙪𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙗𝙪𝙢𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙡𝙖𝙢𝙞 𝙢𝙪𝙧𝙠𝙖 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝 (Wahyu 14 : 18 - 20; Matius 7 : 21 - 23 & 13 : 24 - 43; Yoel 3 : 13)

Sepanjang tahun 2025 nanti Tuhan akan memberikan pengertian tentang bermacam-macam tuaian ini.

Gambaran tentang tahun 2025, tahun yang penuh ketidakpastian, bencana alam akibat perubahan iklim, peperangan yang makin intens, krisis ekonomi yang semakin menjadi-jadi. Lebih dari itu, diingatkan bahwa kita sudah berada di akhir dari akhir zaman. Dr. French L. Arrington (Church of God) berkata ‘kehidupan kita saat ini diumpamakan sebuah buku, dan kita saat ini berada di bab terakhir dari buku itu, dan kita tidak tahu kapan bab itu berakhir’. Tuhan juga mengingatkan keadaan di akhir dari akhir zaman dalam 2 Timotius 3 : 1 - 9, dikatakan, pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri. Mereka menjadi pemfitnah. Mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak peduli agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Akal mereka bobrok, dan iman mereka tidak tahan uji.

Di tahun 2025 ini, pesan Tuhan kepada kita dalam 𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟮𝟳 : 𝟭𝟰 (𝗧𝗕𝟮) berkata, Nantikanlah TUHAN ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Nantikanlah TUHAN !

Orang yang menantikan Tuhan adalah orang yang mengandalkan Tuhan, orang yang berharap hanya kepada Tuhan. 

Jadi, kita menghadapi kondisi seperti itu. Maka itu, seperti yang Tuhan pesankan kepada kita : Nantikanlah TUHAN ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu ! Nantikanlah TUHAN !

Dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita menguatkan dan meneguhkan hati kita. Kita akan melakukan seperti yang terdapat dalam 𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟭𝟮𝟯 : 𝟮 (𝗧𝗕𝟮), Lihat, seperti mata para hamba laki-laki tertuju kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan tertuju kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita tertuju kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Mata tertuju kepada Dia, artinya kita harus berharap hanya kepada Dia, tidak kepada yang lain-lain. Sampai Ia mengasihani kita, artinya menjawab apa yang menjadi pergumulan kita. 

𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟭𝟯𝟬 : 𝟱 - 𝟲 (𝗧𝗕𝟮)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, daripada pengawal mengharapkan pagi.

Saya pernah mengalami apa yang disebutkan pengawal mengharapkan pagi. Pada waktu SMP, saya tergabung di kegiatan Pramuka (Praja Muda Karana) yang artinya rakyat muda yang suka berkarya. Salah satu kegiatan Pramuka adalah berkemah. Dalam berkemah, ada permainan kita akan “diserang” oleh kelompok lain pada malam hari. Kalau ada barang kita yang berhasil diambil oleh mereka, kita dinyatakan kalah. Maka, harus waspada menjaga barang-barang kita supaya tidak kalah. Untuk itu, kami tidur bergantian. Ada yang tidur, dan harus juga ada yang tetap berjaga. Saya merasakan pada waktu giliran jaga, itu sangat lama rasanya. Inginnya cepat-cepat pagi. Kadang mengharapkan pertolongan Tuhan rasanya lebih lama daripada pengawal mengharapkan pagi.

Mungkin hal seperti ini yang sedang kita alami sekarang. Tetapi, dalam menantikan pertolongan Tuhan, kita harus menanti dengan diam, serta sabar sampai Dia menolong kita, sebab Allah yang akan membela kita anak-anak-Nya.

𝗥𝗮𝘁𝗮𝗽𝗮𝗻 𝟯 : 𝟮𝟲 (𝗧𝗕𝟭)
Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.

Untuk bisa diam atau sabar, tidak mudah, tetapi ketika kita taat maka Tuhan sanggup menyelesaikan segala perkara bagi kita. 

Di tahun 2025, kita diingatkan kembali untuk menyelesaikan Amanat Agung. 𝗦𝗶𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗔𝗺𝗮𝗻𝗮𝘁 𝗔𝗴𝘂𝗻𝗴 ? “𝙎𝙖𝙮𝙖 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣, 𝙈𝙚 𝙇𝙤𝙧𝙙”. Tugas utama kita sebagai orang percaya, tidak melihat apa profesi kita, adalah menyelesaikan Amanat Agung (Matius 28 : 19 - 20). 

‘Harvest Now’, ‘Jesus for Everyone’. Tuhan sedang berbicara kepada gereja-Nya di seluruh dunia bahwa tahun 2033, setiap orang (everyone) akan mendapatkan kesempatan berjumpa secara autentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa serta hadirat Roh Kudus.

Kejadian yang terjadi hari-hari ini membuat kita melihat Tuhan sedang bekerja, memberikan kuasa kepada kita untuk menyelesaikan Amanat Agung sampai tahun 2033. Ketika melihat data, saat Azusa Street Revival terjadi, William Seymour memulai kebaktian tanggal 14 April 1906, kemudian tanggal 18 April 1906 terjadi gempa bumi besar yang melanda San Fransisco, setelah itu terjadi kebangunan rohani. Saat ini, ketika menilik kembali saat pembangunan dan kick off APT (Azusa Prayer Tower), dan satu tahun kemudian terjadi kebakaran besar di Los Angeles, maka kita dapat melihat bahwa pasti akan terjadi kebangunan rohani dan penuaian yang besar. Gerakan Pentakosta Ketiga dari timur ke barat (Amerika) sedang terjadi dan kita akan melihat sesuatu yang besar akan terjadi. Kegerakan juga terjadi di Church of God, di mana mereka mau mengadopsi visi yang Pak Niko dapatkan, yaitu Menara Doa, dan mereka sedang mendirikan Menara Doa yang dinamakan The Niko Njotorahardjo Prayer Center. Begitu juga Pentecostal Thelogical Seminary yang menceritakan tentang bagaimana dampak dari symposium Pentakosta Ketiga. Semua ini menunjukkan cara Tuhan bekerja.

Pada tanggal 4 - 5 Juli 2025, Planetshaker akan datang ke SICC. Mereka akan mengambil api dan membawa api bagi kita semua.

Akhir-akhir ini Tuhan memberikan konfirmasi kepada Pak Niko. Di media sosial TikTok, ada banyak yang melihat lagu pujian yang Pak Niko nyanyikan, yaitu : Dengar Dia panggil nama saya, Dengar Dia panggil nama saya. Bukan soal viewers yang banyak, melainkan ada sesuatu yang sangat mendalam, bahwa Tuhan Yesus memanggil nama setiap kita. Dan lagu ini bisa diakses dengan bebas dan didengarkan oleh banyak orang, artinya akan terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir melalui anak-anak muda.

𝗥𝗶𝗰𝗸 𝗪𝗮𝗿𝗿𝗲𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗸𝗲𝗹𝗼𝗺𝗽𝗼𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗙𝗶𝗻𝗶𝘀𝗵𝗶𝗻𝗴 𝗧𝗵𝗲 𝗧𝗮𝘀𝗸 (𝗺𝗲𝗻𝘆𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗔𝗺𝗮𝗻𝗮𝘁 𝗔𝗴𝘂𝗻𝗴) 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗱𝗲𝗸𝗮𝘁𝗮𝗻 “𝟰𝗕” :

𝟭. 𝗕𝗶𝗯𝗹𝗲𝘀 - Kami ingin semua orang percaya di bumi memiliki akses kepada Injil yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang ada dalam hati mereka (Alkitab diterjemahkan ke semua bahasa).

𝟮. 𝗕𝗲𝗹𝗶𝗲𝘃𝗲𝗿𝘀 - Kami ingin memperlengkapi setiap orang percaya agar secara pribadi bisa bersaksi tentang Yesus.

𝟯. 𝗕𝗼𝗱𝗶𝗲𝘀 𝗼𝗳 𝗖𝗵𝗿𝗶𝘀𝘁 - Kami ingin semua gereja mendukung dan menanam gereja di area yang belum ada gereja. Jika Pentokosta Pertama : menyatukan orang Yahudi dan gentile, Pentakosta Kedua : menyatukan orang kulit putih dan kulit berwarna, maka Pentakosta Ketiga : menyatukan interdenominasi. Oleh karena itu, mari doakan seluruh gereja

𝟰. 𝗕𝗿𝗲𝗮𝗸𝘁𝗿𝗼𝘂𝗴𝗵 𝗣𝗿𝗮𝘆𝗲𝗿 - Kami ingin semua orang di bumi yang belum kenal Yesus didoakan oleh orang yang sudah kenal Yesus.

Pada tanggal 20 Mei 2025 yang bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional, akan diadakan Kebangkitan Doa Nasional di SICC, akan terjadi seperti 20 tahun yang lalu gereja-gereja Tuhan bergandengan tangan.

𝗧𝗵𝗲 𝗙𝗼𝘂𝗿𝘁𝗵 𝗟𝗮𝘂𝘀𝗮𝗻𝗻𝗲 𝗖𝗼𝗻𝗴𝗿𝗲𝘀𝘀, 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗺𝗯𝗶𝗹 𝘁𝗲𝗺𝗮 ’𝗟𝗲𝘁 𝘁𝗵𝗲 𝗖𝗵𝘂𝗿𝗰𝗵 𝗗𝗲𝗰𝗹𝗮𝗿𝗲 𝗮𝗻𝗱 𝗗𝗶𝘀𝗽𝗹𝗮𝘆 𝗖𝗵𝗿𝗶𝘀𝘁 𝗧𝗼𝗴𝗲𝘁𝗵𝗲𝗿’.

- 𝗗𝗲𝗰𝗹𝗮𝗿𝗲 𝗖𝗵𝗿𝗶𝘀𝘁 :
Mendeklarasikan/memberitakan Tuhan Yesus adalah aspek utama dari Iman Kristus dengan cara memberitakan : siapa pribadi Yesus Kristus, kasih-Nya, anugerah-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya kepada seluruh umat manusia (everyone).

- 𝗗𝗶𝘀𝗽𝗹𝗮𝘆 𝗖𝗵𝗿𝗶𝘀𝘁 :
Menampilkan Kristus, artinya mewujudkan sifat-sifat-Nya, karakter-Nya dan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari lewat gaya hidup kita. Menjadi garam dan terang, hidup yang berprestasi, hidup yang berbuah, hidup yang menjadi berkat.

Tahun 2025 ini juga menjadi Tahun Penuaian berkat materi yang melimpah. Syaratnya adalah harus memberi atau menabur. Sekalipun berada dalam masa kesusahan, sekalipun hari-hari ini tidak baik, kita tetap harus menabur. Belajarlah dari apa yang Ishak lakukan. Tidak mudah, tetapi milikilah iman dan ketaatan. 

𝗠𝗮𝘇𝗺𝘂𝗿 𝟭𝟮𝟲 : 𝟱 - 𝟲 (𝗧𝗕𝟮)
𝙊𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙗𝙪𝙧 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙘𝙪𝙘𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙖𝙞𝙧 𝙢𝙖𝙩𝙖, 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙖𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙤𝙧𝙖𝙠-𝙨𝙤𝙧𝙖𝙞. 𝙊𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙞𝙨 𝙨𝙖𝙢𝙗𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙠𝙖𝙣𝙩𝙤𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙣𝙞𝙝, 𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙤𝙧𝙖𝙠 𝙨𝙤𝙧𝙖𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙗𝙖𝙡 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙨-𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙨 𝙜𝙖𝙣𝙙𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖.

𝗞𝗲𝗷𝗮𝗱𝗶𝗮𝗻 𝟮𝟲 : 𝟭𝟮 - 𝟭𝟯 (𝗧𝗕𝟮)
𝙄𝙨𝙝𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙗𝙪𝙧 𝙙𝙞 𝙩𝙖𝙣𝙖𝙝 𝙞𝙩𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙩𝙖𝙝𝙪𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙝𝙖𝙨𝙞𝙡 𝙨𝙚𝙧𝙖𝙩𝙪𝙨 𝙠𝙖𝙡𝙞 𝙡𝙞𝙥𝙖𝙩. 𝙄𝙖 𝙙𝙞𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩𝙞 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣. 𝙊𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙣𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙮𝙖, 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙮𝙖, 𝙝𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙮𝙖 𝙧𝙖𝙮𝙖.

Tuhan Yesus Memberkati,

𝗣𝗱𝘁. 𝗗𝗥. 𝗜𝗿. 𝗡𝗶𝗸𝗼 𝗡𝗷𝗼𝘁𝗼𝗿𝗮𝗵𝗮𝗿𝗱𝗷𝗼
SICC, 1 Pebruari 2025
    

Thursday, January 30, 2025

Hidup mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya

Shalom,

Saudara-saudara ku yang di kasihi dalam Tuhan, hari ini kita akan merenungkan Firman Tuhan di
Yeremia 17:7: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" Ayat ini begitu sederhana, namun penuh makna mendalam tentang hidup yang bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
 
Saudar ku, Kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian. Kehidupan ini bagaikan ombak di lautan, kadang tenang, kadang mengamuk. Kita menghadapi tantangan, kesulitan, dan kekecewaan. Mudah bagi kita untuk merasa cemas, takut, dan kehilangan harapan. Namun, ayat ini menawarkan sebuah jangkar harapan di tengah badai kehidupan.
 
Apa artinya "mengandalkan TUHAN"? Ini bukan sekadar mengucapkan kata-kata, melainkan sebuah tindakan percaya dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Ini berarti mengakui bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan, hikmat, dan pertolongan kita. Kita percaya bahwa Ia selalu ada, selalu bekerja, dan selalu memelihara kita. Ini berarti kita tidak mengandalkan kekuatan, kemampuan, atau harta benda kita sendiri, tetapi sepenuhnya kepada Tuhan.
 
Lalu, apa artinya "menaruh harapannya pada TUHAN"? Harapan adalah sesuatu yang kita nantikan dengan penuh keyakinan. Ini berarti kita percaya bahwa Tuhan akan menjawab doa-doa kita, akan memimpin kita di jalan yang benar, dan akan memberikan yang terbaik bagi kita, sesuai dengan rencana-Nya. Harapan ini bukan harapan yang pasif, melainkan harapan yang aktif, yang mendorong kita untuk terus berjalan dalam iman dan ketaatan kepada-Nya.
 
Orang yang mengandalkan dan menaruh harapannya pada Tuhan akan mengalami berkat. Berkat ini bukan hanya berkat materi, tetapi juga berkat rohani, seperti kedamaian, sukacita, dan kekuatan. Mereka akan mengalami pertolongan Tuhan dalam segala situasi, dan akan merasakan kasih dan pemeliharaan-Nya yang tak pernah putus.
 
Namun, bagaimana kita dapat mengandalkan dan menaruh harapan kita pada Tuhan?
 
Kita perlu mengenal Tuhan lebih Dekat melalui doa dan membaca Firman-Nya.  

Mengapa Kita Perlu Mengenal Tuhan Lebih Dekat?

Hosea 4:6 “Umatku binasa karena tidak mengenal Allahnya.”

Manusia Diciptakan untuk Hubungan dengan Tuhan

Dalam Kejadian 1:27, Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya agar kita dapat memiliki hubungan dengan-Nya. Mengenal Tuhan adalah tujuan penciptaan kita.

Yohanes 17:3 berkata, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”

Mengenal Tuhan Membawa Kedamaian dan Arahan Hidup

Dalam Yeremia 29:11-13, Tuhan berjanji memberikan rancangan damai sejahtera kepada orang yang mencari-Nya dengan sungguh-sungguh.

kita perlu bertobat dari dosa-dosa kita dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.  

Mengapa kita harus bertobat ? 

Dosa Memisahkan Kita dari Tuhan

Salah satu panggilan terbesar bagi kita sebagai orang percaya adalah bertobat dari dosa-dosa kita dan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. 

Pertobatan adalah Perubahan Hati dan Pikiran

Dalam Matius 4:17, Yesus memulai pelayanan-Nya dengan menyerukan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Pertobatan berarti meninggalkan cara hidup lama dan berbalik kepada Tuhan.

Pertobatan Melibatkan Pengakuan Dosa 
1 Yohanes 1:9 berkata, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”


3. kita perlu melibatkan diri dalam pelayanan dan menolong sesama. 

Melayani adalah Perintah Tuhan

Dalam Matius 20:28, Yesus berkata bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk meneladani sikap ini.

Pelayanan adalah Ekspresi Iman

Yakobus 2:17 mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Melibatkan diri dalam pelayanan adalah bukti nyata dari iman kita kepada Tuhan.

Pelayanan Membawa Kemuliaan bagi Tuhan

Dalam Kolose 3:23-24, kita diajarkan untuk melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Melayani di gereja adalah cara kita memuliakan Tuhan.

Pelayanan Membantu Pertumbuhan Rohani

Dengan melayani, kita belajar menjadi rendah hati, bersabar, dan bekerja sama dengan tubuh Kristus. Ini membantu kita bertumbuh dalam iman dan karakter seperti Kristus (Efesus 4:11-13).

4. kita perlu bersabar dan percaya bahwa Tuhan bekerja dalam waktu dan cara-Nya sendiri.
Waktu Tuhan Bukan Waktu Kita
Rancangan Tuhan Adalah yang Terbaik
Kesabaran Adalah Bukti Iman
Kesabaran Membentuk Karakter Kita
Cara Tuhan Tidak Selalu Masuk Akal bagi Manusia
Percaya pada Kuasa Tuhan

Kesimpulannya, hidup yang berpusat pada Tuhan adalah hidup yang diberkati. Marilah kita mengandalkan dan menaruh harapan kita sepenuhnya pada Tuhan, dan kita akan mengalami berkat-berkat-Nya yang melimpah. 

 Amin.


Pademangan, 30 Januari 2025
Pdm. Yesaya Cahyadi 

Sunday, January 26, 2025

Menabur Pasti Menuai

Shalom.

Bapak, Ibu yang di kasihi Tuhan, hari kita akan merenungkan kebenaran Firman Tuhan tentang Menabur. 

Mazmur 126:1-6 (TB)
1 Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. 
2 Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" 
3 TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. 
4 Pulihkanlah keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! 
5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 
6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. 

Ayat berbicara tentang Ucapan syukur atas pembebasan dari pembuangan, yang dimana saat di Babel bangsa Israel mengalami yang nama kesengsaraan, tetapi di tengah kesengsaraan bangsa Israel tetap menabur. 

Orang yang menabur pasti akan menuai.
Karena hukum tabur tuai jelas di tulis dalam Firman.

Ada 3 hal dalam menabur

Menabur benih

Yang ditabur merupakan benih 

2 Korintus 9:9-12 (TB)
9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."  
10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.

Benih itu Allah yang menyediakan 

Benih yang di tabur 
Firman Tuhan (Memberitakan Firman Roma 10:14-15)
Perbuatan kasih (1 Kor 13)
Perkara-perkara Rohani (Ibadah (mengandung janji 1 Tim 4:8), Doa Efesis 3:2 dll
Uang/Materi, Kekayaan.

Menabur dengan mencucurkan air mata
Di masa sulit tetap menabur
Sikap rela berkorban
Merupakan sikap iman yang dewasa.
Untuk menuai maka kita harus menabur.
Isak menabur di tengah kelaparan.

Jalani di tahun ini dengan caranya Tuhan. 
Salah satu caranya Tuhan adalah menabur.

Berjalan maju dengan menangis sambil menabur
Merupakan satu tekad dan ketekunan,
Tindakan yang terus menerus.
Tidak ada kata mundur menabur pasti menuai.

Galatia 6:9-10 (TB)
9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Kata “lemah” dalam ayat di atas berarti inkonsistensi, menyerah dll

Yohanes 12:24 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Yang nama menuai ada waktunya.

Kedelai tiga hari maka akan jadi kecambah 
Durian 5 tahun baru berbuah dan sia untuk menikmati buahnya bahkan bisa bertahun -tahun kita tinggal menghasilkan buahnya.

Waktu menunggu untuk menghasilkan tuaian adalah ujian.

Kumpulkan harta di sorga
Matius 6:19-21 (TB)
19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Pada saat kita menabur kita harus menabur dengan benar / motivasi yang benar, bahwa kita menabur untuk pelebaran kerajaan sorga. 
Jika kita memiliki hati yang melekat pada Tuhan maka kita akan menabur untuk kepentingan kerajaan Allah. Tanpa kita sadari kita sedang mengumpulkan harta kita di sorga

Yang Perlu kita Renungkan

Matius 6:26 (TB): Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Bukankah kamu jauh melebihi burung burung itu?
1. Kita lebih berharga.
2. Kita lebih dari burung karena ada akal budi, jadi mengerti tentang menabur dan menuai.

Tuhan Yesus Memberkati.
Pdt. David Natanael