Hari ini kita akan belajar tentang dua hal yang sering kita lakukan dalam ibadah: menabur dan mempersembahkan.
Sekilas keduanya tampak sama—sama memberi kepada Tuhan. Namun, sesungguhnya ada perbedaan makna rohani dan tujuan di baliknya.
Mari kita lihat dari firman Tuhan.
1. Menabur adalah tindakan iman yang mengharapkan panen.
2 Korintus 9:6 — “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”
Menabur berbicara tentang prinsip Kerajaan Allah yang bekerja seperti hukum alam.
Ketika seorang petani menabur benih, dia melakukannya dengan iman, percaya bahwa benih itu akan tumbuh dan berbuah.
Begitu juga dengan kita.
Ketika kita menabur dalam pelayanan, waktu, tenaga, atau uang, kita sedang menaruh iman bahwa Tuhan akan memberikan panen—berkat, pertumbuhan, atau jiwa-jiwa.
Menabur itu berorientasi pada hasil.
Bukan dalam arti serakah, tetapi percaya bahwa Tuhan setia atas janji-Nya:
> “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu...” (2 Kor. 9:8)
🔹 Contoh ilustrasi:
Seorang petani yang tidak menabur benih tidak bisa berharap akan panen/menuai. Demikian juga, kita tidak dapat berharap Tuhan melipatgandakan sesuatu yang tidak pernah kita taburkan.
2. Mempersembahkan adalah tindakan kasih dan penyembahan.
Roma 12:1 — “Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.”
Berbeda dengan menabur, mempersembahkan bukan tentang panen, melainkan tentang penyerahan diri dan penyembahan.
Ketika kita mempersembahkan sesuatu kepada , kita berkata:
> “Tuhan, ini milik-Mu. Aku memberikannya bukan karena aku ingin menerima sesuatu kembali, tapi karena Engkau layak menerimanya.”
Persembahan adalah ungkapan kasih dan hormat.
Seperti perempuan yang memecahkan buli-buli minyak narwastu untuk mengurapi Yesus (Markus 14:3-9).
Itu bukan investasi — itu ekspresi kasih yang total, meskipun tampak “rugi” di mata manusia.
Persembahan lahir dari hati yang bersyukur dan menyembah.
Sedangkan menabur lahir dari hati yang beriman dan berharap.
3. Menabur membawa hasil, mempersembahkan membawa hadirat
Ketika kita menabur, Tuhan bekerja dalam prinsip tabur tuai — ada hasil, ada buah, ada kelimpahan.
Tapi ketika kita mempersembahkan, Tuhan bekerja dalam hubungan pribadi — ada perjumpaan, hadirat, dan keintiman dengan-Nya.
🔹 Menabur menggerakkan tangan Tuhan.
🔹 Mempersembahkan menggerakkan hati Tuhan.
Keduanya penting!
Jemaat yang hanya menabur tanpa mempersembahkan bisa menjadi materialistis.
Sebaliknya, yang hanya mempersembahkan tanpa menabur bisa kehilangan potensi berkat yang Tuhan sediakan.
Tuhan ingin kita melakukan keduanya dengan hati yang benar.
Penutup & Aplikasi
Saudara, mari hari ini kita belajar memberi dengan pengertian yang benar:
Saat kita menabur, lakukan dengan iman dan harapan akan panen jiwa, berkat, dan pertumbuhan.
Saat kita mempersembahkan, lakukan dengan hati yang penuh kasih dan penyembahan.
@ Menabur mengundang berkat.
@ Mempersembahkan mengundang hadirat.
Biarlah setiap pemberian kita—baik taburan maupun persembahan—menjadi wangi yang harum di hadapan Tuhan.
Jakarta, 21 November 2025
Pdm. Y Cahyadi
* Di kutip dari beberapa sumber