Wednesday, November 12, 2025

Miliki Rasa Haus dan Lapar

Shalom, Saudara yang dikasihi Tuhan.  

Hari ini kita akan belajar tentang pentingnya memiliki rasa haus dan lapar secara rohani. 

Mazmur 107:8–9 berkata:

“Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan berkenan kepada orang yang haus dan lapar akan Dia. Hanya mereka yang haus dan lapar secara rohani yang akan dipuaskan dan dikenyangkan oleh Tuhan.

1. Ciri manusia yang hidup adalah memiliki rasa haus dan lapar

Setiap manusia yang sehat pasti punya rasa lapar dan haus. Ketika tubuh kita tidak lagi merasa lapar atau haus, itu pertanda ada masalah dalam kesehatan.

Demikian juga secara rohani.

Jika manusia rohani kita hidup, maka kita akan memiliki rasa haus dan lapar akan Tuhan. Namun jika kita tidak lagi memiliki kerinduan untuk berdoa, menyembah, membaca Firman, atau melayani Tuhan, itu tanda bahwa manusia rohani kita sedang lemah atau bahkan sakit.

2. Tanda-tanda manusia rohani yang hidup

a. Haus akan kehadiran dan kuasa Roh Kudus

Mazmur 42:1–2 “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”

Yeremia 29:13 “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.”

Orang yang rohaninya hidup selalu rindu hadir di hadapan Tuhan. Ia tidak puas hanya mendengar tentang Tuhan, tapi ingin mengalami Tuhan secara pribadi. Ia ingin merasakan hadirat dan kuasa Roh Kudus setiap hari.

b. Dorongan untuk mengalami pembaruan rohani yang nyata

Kisah Para Rasul 2:1–4; Kisah Para Rasul 1:8

Ketika Roh Kudus dicurahkan di ruang atas, murid-murid Yesus mengalami pembaruan rohani yang luar biasa. Mereka dipenuhi dengan kuasa dan berani menjadi saksi Kristus.

Orang yang haus dan lapar secara rohani tidak ingin stagnan, tapi selalu ingin dibaharui, diurapi, dan dipenuhi lagi oleh Roh Kudus setiap waktu.

c. Kerinduan akan lawatan Roh Kudus

Sejarah mencatat lawatan Roh Kudus di Azusa Street (tahun 1906) di mana banyak orang mengalami pertobatan, mujizat, dan kebangunan rohani besar.

Itu dimulai dari sekelompok orang yang haus dan lapar akan Tuhan. Mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, menantikan janji Tuhan, hingga akhirnya Roh Kudus melawat mereka dengan dahsyat.

Demikian juga dengan kita — bila kita rindu akan lawatan Tuhan, maka Ia akan datang melawat umat-Nya.

d. Lapar untuk hidup dalam Firman Tuhan

Orang yang rohaninya hidup akan memiliki lapar untuk Firman Tuhan. Ia tidak puas hanya mendengar sedikit, tapi ingin terus menggali, merenungkan, dan melakukan Firman.

Firman Tuhan menjadi makanan rohani yang menumbuhkan iman dan membuat kita bertumbuh menjadi dewasa rohani.

e. Dorongan untuk memberitakan kebenaran dan melayani Tuhan

Ketika seseorang benar-benar dipenuhi Tuhan, ia akan terdorong untuk melakukan pekerjaan Tuhan.

Ia ingin menjadi saksi Kristus, menyelamatkan jiwa-jiwa, dan menyelesaikan Amanat Agung.

Rasa haus dan lapar rohani tidak membuat kita pasif, tetapi mendorong kita untuk aktif dalam pelayanan dan bersaksi.

3. Ketika rasa haus dan lapar itu mulai hilang

Kalau kita mulai kehilangan semangat untuk berdoa, tidak lagi rindu bersekutu, tidak lagi tersentuh oleh Firman, itu tanda bahwa manusia rohani kita mulai kering.

Kadang kita mencoba memuaskannya dengan hal-hal eksternal — hiburan, kesibukan, atau pencapaian duniawi. Tapi semua itu hanya memuaskan sementara.

Yang sejati hanya datang dari Tuhan. Kita perlu membangun kembali rasa haus dan lapar itu dari dalam, melalui hubungan pribadi dengan-Nya.

4. Cara memulihkan rasa haus dan lapar rohani

a. Sadar dan bertobat

Wahyu 2:5 “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”

Kembalilah ke kasih yang mula-mula — saat kita pertama kali mengenal Tuhan, begitu rindu berdoa, menyembah, dan melayani tanpa pamrih.

Mulailah lagi dari sana, dan Tuhan akan memulihkan api itu.

b. Mengingat kebaikan Tuhan

Mazmur 103:2 “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.”

Ingat kembali segala kebaikan Tuhan — bagaimana Ia menyelamatkan kita, memelihara, dan memberkati kita. Saat kita mengingat kasih dan kebaikan Tuhan, hati kita akan kembali lembut dan rindu untuk dekat dengan-Nya.

Penutup

Saudara, rasa haus dan lapar rohani adalah tanda kehidupan.

Tuhan ingin setiap kita memiliki kerinduan yang dalam untuk mengenal Dia lebih lagi, mengalami kuasa Roh Kudus, hidup dalam Firman, dan menjadi saksi-Nya.

“Sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.” (Mazmur 107:9)

Biarlah hari ini kita berkata:

“Tuhan, pulihkan hatiku. Bangkitkan kembali rasa haus dan lapar akan Engkau. Aku ingin hidup dipenuhi oleh-Mu setiap hari.”

13 November 2025
Pdm. Y. Cahyadi
* Sumber : Khotbah Pdt. David Natanael, Minggu 9 November 2025